sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Cawapres pilihan netizen untuk Jokowi dan Prabowo

Melalui media sosial Twitter, Facebook, dan Instagram, netizen alias warganet memilih Cawapres untuk Jokowi dan Prabowo. Siapa?

Sukirno
Sukirno Rabu, 25 Jul 2018 21:16 WIB
Cawapres pilihan netizen untuk Jokowi dan Prabowo

Melalui media sosial Twitter, Facebook, dan Instagram, netizen alias warganet ternyata memiliki pilihan tersendiri untuk Cawapres Jokowi dan Prabowo.

Hasil kajian yang dilakukan Indonesia Indicator (I2) menyebutkan, ada tiga calon wakil presiden untuk menjadi pendamping Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019 yang merupakan pilihan warganet di media sosial.

"Perbincangan mengenai siapa yang bakal menjadi Capres dan Cawapres cukup menyita perhatian publik, terutama di media sosial, yakni twitter, facebok, serta instagram," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang, dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu (25/7).

Indonesia Indicator melalui kajian analisis media sosial dengan pendekatan Social Network Analysis (SNA) mencatat, sepanjang 11-18 Juli 2018, terdapat sebanyak 544.245 cuitan dari 182.923 akun twitter yang memperbincangkan, menebak, mengusulkan hingga memunculkan nama-nama capres dan cawapres yang paling mereka harapkan.

"Ada tiga kelompok yang masing-masing dikoneksikan dengan pembicaraan calon presiden dari seluruh jejaring di media sosial twitter," katanya.

Menurut dia, kelompok pertama adalah koalisi Joko Widodo (Jokowi), kedua kelompok yang netral, ketiga adalah kelompok kedekatan dengan Prabowo Subianto.

Kelompok pertama terdapat tiga nama yang memiliki jejaring percakapan cukup kuat, dengan posisi Jokowi berada di antara dua kelompok kuat pendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Pertemuan kelompok ini menunjukkan adanya usulan kedekatan, siapakah yang pantas sebagai cawapres untuk mendampingi Jokowi," ujar Rustika.

Sponsored

Kelompok yang membicarakan Cak Imin, kata dia, mencapai 2.406 akun dengan total mencapai hastag 112 dan total aktivitas sebanyak 103.666. Dalam jaringan besar, posisi Cak Imin terletak di paling pinggir, menjauh dari nama-nama lainnya, kecuali hanya dengan Jokowi.

"Ini artinya, mereka yang merespons hanya akun-akun pendukung Jokowi-Cak Imin, satu suara," kata Rustika.

Sementara, kelompok yang membicarakan Airlangga mencapai 426 akun dengan total hastag 26 dan aktivitas 5.522. "Airlangga dipercakapkan oleh banyak pihak, meskipun rata-rata oleh pendukung koalisi. Secara jumlah jaringan relatif kecil dibandingkan Cak Imin dan Mahfud MD," ujar Rustika.

Ada juga beberapa nama yang muncul dalam kubu jaringan terdekat Jokowi, yakni Chairul Tanjung, Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Posisi Mahfud MD, menurut Rustika, tampak lebih menarik bagi warganet karena benar-benar dibahas oleh kedua kubu, sehingga berada di posisi tengah jaringan besar. Dari kubu Jokowi, kata dia, tweet warganet kebanyakan menunjukkan setuju pada wacana atau isu pemasangan Jokowi-Mahfud MD. Kelompok yang membicarakan Mahfud MD mencapai 3.031 akun dengan total hastag 33 dan total aktivitas mencapai 32.886.

"Namun dari kubu Prabowo, banyak yang menyayangkan kenapa Mahfud MD seperti berpihak pada Jokowi, bahkan ada yang sudah memasang-masangkan Jokowi-Mahfud vs Prabowo-Anies. Namun sekali lagi, posisinya yang berada di tengah jejaring menunjukkan tingginya tingkat ketertarikan warganet terhadap Mahfud dibandingkan calon lain," ujar Rustika.

Nama-nama lain yang muncul dalam jaringan tengah adalah KH Ma'ruf Amin, Susi Pudjiastuti, dan Sri Mulyani. Beberapa pendukung Jokowi setuju untuk mencawapreskan Susi, meski tidak memiliki dukungan dari parpol.

Posisi tengah ini terjadi karena warganet membicarakan Susi pada isu kelulusan Paket C Susi berkat dukungan Anies Baswedan dan cibiran dari akun @Fahrihamzah, kata Rustika.

Sedangkan nama KH Ma'ruf Amin tidak terdapat akun dan hastag mengenainya. Dia lebih banyak dibincangkan pendukung Jokowi bersamaan dengan Mahfud MD.

Demikian pula nama Sri Mulyani yang tidak memiliki akun, namun terdapat hashtag terkait Sri Mulyani, meski pembicaraan Sri Mulyani membentuk kelompok kecil di ujung jejaring.

 

Berdasarkan kajian I2, pada jejaring ketiga terdapat lima nama yang memiliki kedekatan yang sama dan sering pula dianggap sebagai poros kedua dan ketiga, terdapat nama Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo, serta Jusuf Kalla.

"Menariknya, dalam jejaring warganet twitter JK lebih cocok (di-framing) untuk dikoalisikan dengan AHY, Gatot, dan Anies. Itu sebabnya, JK lebih terlihat dekat dengan ketiga figur tersebut ketimbang dengan Jokowi atau Prabowo. Nah, ketiga nama tersebut juga cenderung dibicarakan oleh para kelompok pendukung Prabowo," ujarnya.

Sementara itu, penghubung kelompok JK dan Gatot (AHY-JK, AHY-Gatot, Prabowo-JK, Prabowo-Gatot, Anies-JK, Anies-Gatot) tidak terdapat node berukuran besar. Hal ini menunjukkan bahwa akun-akun penghubung tidak terlalu aktif membuat cuitan. Akun penghubung lebih banyak diisi oleh akun portal berita atau media.

Secara keseluruhan, apabila dilihat dari kekuatan jaringan dan hastag di twitter, hastag Cak Imin Jokowi dalam segala variasi mendominasi dibandingkan dengan tagar oposisi seperti #2019gantipresiden.

Sementara itu, apabila dilihat dari persentase akun dan hastag, Jokowi mendapat porsi jaringan sebanyak 23,31% Prabowo 16,25%, Mahfud 13,44%, AHY 12,3%, Cak Imin 11,4%, Anies 10,5%, JK 6,8%, Gatot 4,93%, dan Airlangga 2,03%.

Sisi lain dari percakapan capres dan cawapres di twitter adalah tingginya antusiasme generasi milenial, khususnya pemilih muda. Dari sisi demografi, percakapan ini didominasi berturut-turut anak muda usia 18-25 tahun sebanyak 36,7%, 25-35 tahun sebanyak 33,9%, serta di atas 35 tahun sebanyak 25,8%.

"Emosinya trust dan anticipation," ujarnya pula.

Indonesia Indicator juga melakukan riset serupa dari facebook dan instagram. Di instagram, Jokowi lebih dekat dengan Mahfud MD dan Airlangga, sementara Prabowo lebih mendekat Gatot Nurmantyo dan AHY. Jusuf Kalla sendiri sering dikaitkan dengan AHY dan Anies.

Sementara di facebook, berdasarkan atas analisa jaringan, cluster Jokowi berada dekat antara Jusuf Kalla dan Prabowo. Posisi Jokowi berada di tengah karena banyak percakapan positif yang mendukung Jokowi dengan JK, dan juga percakapan yang mengaitkan Jokowi dan Prabowo seputar persaingan di antaranya.

Sementara itu, Gatot Nurmantyo cenderung ke Prabowo dan AHY. Di facebook, AHY dan Gatot juga disebut-sebut merupakan pasangan yang bakal menjadi pesaing berat Jokowi selain Prabowo.

 

Sumber: Antara

Berita Lainnya
×
tekid