Demokrat kubu Moeldoko imbau kader tenang atas tudingan AHY

Juru Bicara (Jubir) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa Deli Serdang, Muhammad Rahmad merespons tudingan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahwa Moeldoko bohong soal adanya perang ideologis di tubuh partai berlogo segitiga mercy itu. Rahmad menyarankan AHY tidak perlu panik atau kebakaran jenggot.

"Jelaskan saja oleh AHY atau SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ke masyarakat luas, kenapa organisasi radikal bisa tumbuh subur di Indonesia di era kepemimpinan SBY sebagai presiden sekaligus sebagai Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat," kata Rahmad, kepada Alinea.id, Selasa (30/3).

Rahmad kemudian mengimbau seluruh kader Demokrat untuk tetap tenang dan sabar dengan adanya respons AHY terhadap Moeldoko. Dia menyebut, situasi di dalam Partai Demokrat tetap terkendali dan aman dibawah pimpinan Moeldoko.

"Apapun yang disampaikan AHY, ketua umum demisioner, tidak akan ada pengaruh apapun, karena kepengurusan AHY sudah dinyatakan demisioner oleh peserta kongres di Deli Serdang," ungkap Rahmad.

"Karena itu, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dalam waktu secepatnya akan mengambil langkah-langkah penertiban di internal partai dan mengimbau kepada kader partai di daerah untuk tetap bersatu dan utuh didalam rumah besar Partai Demokrat," imbuhnya.

Rahmad memastikan, Moeldoko tidak akan membuang kader, apalagi memecat seperti yang dilakukan AHY. Karena itu, dia mengajak rakyat dan kader bangun Partai Demokrat yang demokratis menuju Indonesia Maju.

"Kita kembangkan budaya toleransi dan hidup dalam kerukunan yang harmoni, tolak intoleransi dan radikalisme di Indonesia. Mari kita jaga Partai Demokrat dari pengaruh radikal, kesewenang wenangan dan otokrasi keluargaisme," pungkasnya.

Diketahui, AHY sebelumnya merespons pernyataan KSP Moeldoko bahwa menerima pinangan sebagai ketua umum partai versi KLB Deli Serdang untuk menyelamatkan partai lantaran ada perang ideologis. AHY menegaskan, ideologi Partai Demokrat adalah Pancasila dan menjunjung tinggi kebhinekaan dan plularisme.

"Kami pikir, setelah lebih dari tiga minggu tidak bersuara, KSP Moeldoko akan mengeluarkan argumen yang bernas. Ternyata cuma pernyataan bohong lagi, dan bohong lagi. Bahkan seolah-olah menghasut dengan pernyataan soal pertentangan ideologi," ujar AHY, saat konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (29/3).