sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Peluang Jokowi tambah menteri di kabinet baru

Wacana Presiden Joko Widodo menambah dua pos menteri, menuai tanggapan dari para pembantunya di kabinet.

Eka Setiyaningsih Soraya Novika
Eka Setiyaningsih | Soraya Novika Rabu, 13 Mar 2019 19:18 WIB
Peluang Jokowi tambah menteri di kabinet baru

Wacana Presiden Joko Widodo menambah dua pos menteri, menuai tanggapan dari para pembantunya di kabinet.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi peluang soal permintaan Presiden Jokowi yang ingin menambah dua menteri baru, yakni menteri investasi dan menteri ekspor.

Akan tetapi peluang itu tak serta merta diiyakan oleh Sri Mulyani, melainkan ia memilih untuk mempertimbangkan beberapa perkembangan ke depan terkait usulan tersebut.

"Nanti kita lihat dulu ya," ujar Menkeu Sri di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (13/3).

Wacana penambahan dua menteri tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2019 di Tangerang, Banten, pada 12 Maret 2019. 

Mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Jokowi lebih dulu telah menyatakan ide tersebut dalam rapat kabinet bersama beberapa menteri bahkan sejak pekan lalu.

Menurut Jokowi penambahan dua menteri baru diperlukan mengingat masalah ekspor dan investasi di Indonesia masih saja tidak dapat dituntaskan secara total oleh kabinet kerja yang ada.

Pertumbuhan ekspor nasional dan investasi dalam setahun terakhir memang belakangan menurun. 

Sponsored

Sebagaimana mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018, nilai ekspor Indonesia tercatat menurun menjadi US$180,06 miliar. Sedangkan kinerja impor mencapai US$188,63 miliar. Kondisi ini menyebabkan Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan senilai US$8,57 miliar di 2018. 

Sedangkan, dari segi investasi meski nilainya tercatat naik, akan tetapi terbilang timpang di banding pertumbuhan investasi tahin-tahun sebelumnya. 

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan investasi sepanjang 2018 hanya mencapai 4,1% menjadi Rp721,3 triliun dari posisi 2017 sebesar Rp692,8 triliun. Persentase itu melambat dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan 2017 yang mencapai 13,1%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro. / Eka Setiyaningsih-Alinea.id

Butuh waktu

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menanggapi wacana Presiden Jokowi yang akan menambah dua kementerian, yaitu menteri investasi dan menteri khusus ekspor.

Bambang mengatakan, wacana tersebut muncul karena pertumbuhan investasi dan ekspor yang dinilai lemah. "Itu intinya beliau concern dengan pertumbuhan ekonomi kita yang agak susah lebih cepat," kata dia usai acara seminar nasional Prospek BUMN di Tahun Politik di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (13/3).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada di sekitar 5,1%-5,2%. "Ketika dibicarakan ternyata penyebabnya adalah pertumbuhan ekspor yang relatif lemah serta pertumbuhan investasi yang sebenarnya tidak jelek tapi mungkin ingin lebih cepat lagi," ujarnya.

Dia beralasan, baik ekspor maupun investasi sangat bergantung pada eksternal. Untuk investasi, Indonesia selain membutuhkan Foreign Direct Investment (FDI) juga membutuhkan investasi sebagai modal.

"Jadi inginnya beliau fokus segala sesuatu yang berhubungan dengan global market itu harus ditangani oleh satu institusi yang solid," kata dia.

Namun kata Bambang, mengenai kemungkinan rencana ini tetap membutuhkan waktu. Pasalnya, kata dia, harus memperhatikan berbagai struktur kementerian yang ada saat ini. 

"Itu tinggal menunggu waktu, kita lihat dulu tentunya harus kan diperhatikan juga struktur kementerian yang ada sekarang. Tapi intinya, dasarnya yang tadi itu supaya kita bisa merespons dengan baik dinamika global," katanya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid