sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Elektabilitas rendah, Puan: Saya kurang narsis kali ya?

Puan ingin fokus kerja sebagai Ketua DPR dalam mengawal kebijakan pemerintah.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Sabtu, 09 Apr 2022 14:12 WIB
Elektabilitas rendah, Puan: Saya kurang narsis kali ya?

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyatakan, tidak ingin terpangaruh dengan sejumlah hasil lembaga survei terkait calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Puan ingin fokus kerja sebagai Ketua DPR dalam mengawal kebijakan pemerintah demi kepentingan masyarakat.

Puan mengaku, selama ini keberhasilan memimpin DPR dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) dalam mengawal kebijakan pemerintah kurang mendapat perhatian dari publik. Hal itu menjadi salah satu faktor utama hasil sejumlah lembaga survei.

"Pertama memang dalam semua kerja-kerja saya mungkin kurang narsis kali ya atau banyak yang tidak mau memberitakan. Karena buat saya itu pilihan, kerja itu kan tidak perlu juga selalu narsis. Saya kerja ya kerja," kata Puan dalam wawancara dengan Narasi, Sabtu (9/4).

Hasil sejumlah lembaga survei memang menyebutkan jika elektabilitas Puan masih rendah. Ia bahkan kalah dari rekan sesama partainya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Hasil survei lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Maret 2023 misalnya, pemilih PDIP cenderung memilih Ganjar ketimbang Puan di Pilpres 2024. Disebutkan dalam survei SMRC, pemilih PDIP lebih banyak mendukung Ganjar dengan 34,2%. Disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 11,1%, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 7,2%, dan Puan Maharani 1,9%.

Sementara itu, kecenderungan dukungan massa pemilih PDIP pada Puan Maharani dalam satu tahun terakhir tidak banyak berubah, tetap sangat sedikit, yaitu sebesar 1,3% pada Maret 2021 dan 1,9% pada Maret 2022.

Puan menegaskan, survei itu hanya sebagai salah satu bagian dari kriteria untuk kemudian menjadi data. Menurutnya, yang terpenting adalah tetap menjalan kerja-kerja untuk kesejahteraan masyarakat.

"Itu kan bagian untuk memperbaiki diri, seperti kita survei partai politik, kalau surveinya turun kita naikkan, apa yang harus kita lakukan agar surveinya naik. Saya sendiri tidak terpengaruh dengan survei," ujarnya.

Sponsored

Terkait hasil sejumlah lembaga survei soal pasangan capres dan cawapres untuk Pilpres 2024, Puan mengatakan, dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Ia mencontohkan kasus Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2009. Banyak yang tak menyangka jika mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu bisa mengalahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Waktu masa Pak Jokowi, siapa seh yang menyangka Pak Jokowi akan maju menjadi calon presiden, orang baru gubernur, tapi nyatanya jadi presiden," katanya.

Di sisi lain, Puan juga menyampaikan pandangannya mengenai potensi perempuan dalam memimpin di level nasional. Menurutnya, seluruh anak bangsa memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin di level nasional. 

"Sekarang sudah banyak menteri di kabinet perempuan, pernah ada Menko perempuan, sudah pernah Ketua DPR perempuan, sudah pernah ada presiden perempuan, seharunya sekarang kita sudah tidak mempermasalahkan gender, jadi beri peluang dan kesempatan kepada perempuan untuk bisa menempati posisi-posisi pemimpin nasional yang saya rasa tidak ada masalah," pungkas Puan.
 

Berita Lainnya
×
tekid