sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Fadli Zon bilang pernyataan Prabowo banyak diplesetkan

Seharusnya perkataan Prabowo dilihat secara substansi dan konteksnya sehingga tidak membuat bingung masyarakat.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Selasa, 06 Nov 2018 16:23 WIB
Fadli Zon bilang pernyataan Prabowo banyak diplesetkan

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali menuai polemik, setalah menyatakan tidak akan impor di hadapan pendukungnya.

Namun hal itu langsung diklarifikasi oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabawo-Sandi. Menurut Fadli Zon selaku Juru Kampanye Nasional, Prabowo-Sandi, pernyataan Prabowo tersebut telah diplesetkan sehingga keluar dari substansinya. Prabowo tidak menyebutkan semua komoditas, melainkan hanya pada komoditas tertentu yang tidak dapat diproduksi di Indonesia.

"Banyak diplesetkan karena kalimat tidak diambil utuh," jelas dia kepada wartawan, Selasa (6/11).

Tidak semua barang diproduksi di Indonesia. Tetapi yang bisa diproduksi tidak perlu diimpor. Misalkan saja beras bisa diproduksi di Indonesia dan seharusnya tidak perlu diimpor, begitu juga dengan gula.

Oleh karena itu, seharusnya perkataan Prabowo dilihat secara substansi dan konteksnya sehingga tidak membuat bingung masyarakat.

"Kalau kalimat itu diambil sepenggal-sepenggal kemudian di blow up, orang jadi salah paham. Seharusnya konteksnya yang dipentingkan dalam setiap pembicaraan," paparnya.

Pernyataan Prabowo tersebut memang banyak menimbulkan polemik. Apalagi pada kenyataannya Indonesia sudah sangat mengalami ketergantungan dengan impor. Berdasarkan catatan BPS, nilai impor Indonesia September 2018 mencapai US$14,60 miliar atau turun 13,18% dibanding Agustus 2018, sebaliknya jika dibandingkan September 2017 naik 14,18%.  

Impor nonmigas September 2018 mencapai US$12,32 miliar atau turun 10,52% dibanding Agustus 2018, namun meningkat 13,54% dibanding September 2017.  Impor migas September 2018 mencapai US$2,28 miliar atau turun 25,20% dibanding Agustus 2018 dan meningkat 17,75% dibanding September 2017.

Sponsored

Tidak heran jika Wakil Sekretaris Jenderal PPP Ahmad Baidowi atau Awiek menilai janji yang disampaikan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang akan menghentikan impor apabila terpilih, hanyalah utopia karena Indonesia tidak mungkin bisa menghentikan Impor.

"Itu utopia, mana mungkin bebas impor. Tidak usah jauh-jauh, apakah Indonesia bisa buat komponen mobil dan membuat kereta api memang tidak impor," kata Awiek di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan untuk masalah pangan, pemerintah bukan tidak mau swasembada namun persoalannya sangat kompleks, salah satunya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan luas lahan pertanian terus menyusut tiap tahunnya.

Hal itu karena tingkat perekonomian semakin tinggi dan masyarakat berpindah dari sektor pertanian ke sektor formal.

Awiek mencontohkan di kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur, dalam 20 tahun terkahir jumlah penduduk naik tiga kali lipat, sementara lahan pertanian menyusut drastis.

"Di kampung saya pada saat saya kecil, satu RT ada 50 KK atau 50 rumah dan luas hektare sawah, puluhan hektare. Sekarang jumlah KK yang dari 50 menjadi 150 KK sementara itu, pertanian sawah tinggal 5 kelompok pertanian yang itu bisa dicap sebagai lahan pertanian," ujarnya.

Pada saat ini yang paling penting pemerintah bisa menjaga neraca ekspor-impor atau surplus ekspor meskipun tidak ada negara yang surplus ekspornya besar karena menjaga hubungan baik dengan negara lain.

"Soal ekspor dan impor itu biasa, seperti kita hidup sehari hari, tidak mungkin menjual terus pasti membeli. Namun bagaimana menjaga pemerintah menjaga neraca ekspor impor, atau surplus di ekspornya," katanya.

Awiek menilai jangan sampai seorang capres membuat janji yang "muluk-muluk" karena bisa terbelenggu dengan janjinya. Kalau ada yang menjanjikan Indonesia tanpa impor maka itu merupakan janji palsu.

Sebelumnya calon presiden Prabowo Subianto dalam deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi  (Koppasandi) di Jakarta, Minggu (4/11) menyoroti kebijakan impor yang dilakukan pemerintah dalam sandang dan energi yang mencerminkan belum berdaulatnya bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan itu Prabowo berjanji apabila menjadi Presiden, maka dia dan Sandi akan mewujudkan Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) sehingga tidak impor bahan pangan dan energi bahkan Indonesia bisa swasembada.

"Saya bersaksi kalau saya dan Sandi menerima mandat rakyat maka akan membuat Indonesia berdiri di atas kaki sendiri sehingga kita mampu swasembada pangan dan energi. Karena itu ke depan tidak perlu lagi kita impor 1,3 juta barel minyak," katanya.

Dia mengingatkan bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi kekuatan besar yang berasal dari luar negeri yang menginginkan Indonesia tidak kuat dan tidak berdaulat dan tidak bisa berdiri diatas kaki sendiri. Rakyat Indonesia tidak boleh lemah, karena kalau lemah pasti diinjak dan didikte negara lain. (ant)

Berita Lainnya
×
tekid