sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Golkar: Akibat pandemi kualitas demokrasi menurun

Indonesia harus terus menyegarkan kembali nilai-nilai demokrasi berbasis multikulturalisme.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 20 Agst 2021 10:05 WIB
Golkar: Akibat pandemi kualitas demokrasi menurun

Ketua Balitbang Partai Golkar Jerry Sambuaga mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat nasionalisme dan demokrasi. Menurutnya, kedua hal itu menjadi kunci untuk menyatukan dan menjembatani negara yang multikultural seperti Indonesia.

Jerry menyatakan, hal ini juga senada dengan pidato Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di peringatan ke-50 CSIS beberapa waktu lalu. Airlangga menekankan pentingnya pendidikan demokrasi untuk menghadapi berbagai macam tantangan saat ini.

Menurut dia, apa yang diungkap Airlangga sangat relevan ditinjau dari dua konteks, yaitu pandemi Covid-19 dan menguatnya populisme selama satu dekade terakhir. "Pandemi telah membuat kualitas demokrasi di berbagai negara menurun. Trend ini merupakan imbas dari upaya penanganan pandemi yang memang harus lebih punya kendali kuat bagi perilaku masyarakat agar proses kurasi dan mitigasi bisa berjalan baik," kata Jerry dalam keterangannya, Jumat (20/8).

Jerry menegaskan Indonesia harus terus menyegarkan kembali nilai-nilai demokrasi berbasis multikulturalisme agar semua elemen di Indonesia merasa memiliki negara dan bangsanya.

Beberapa hari belakangan ini, lanjut Jerry, masyarakat dunia termasuk Indonesia sedang memperhatikan perkembangan terbaru di Afghanistan. Negara tersebut dikuasai kembali oleh rezim Taliban seiring rencana penarikan pasukan Amerika Serikat akhir Agustus ini.

Jerry menegaskan, bagi banyak pihak ini menunjukkan lemahnya pemerintahan bentukan Amerika Serikat. Naiknya Taliban dikhawatirkan akan memperkuat kembali populisme agama di seluruh dunia.

Afghanistan sendiri selama ini diketahui kesulitan menemukan nilai-nilai dasar bersama yang bisa menyatukan negara itu. Dari segi etnis, beberapa etnis seperti Pashtun, Tajik, Hazara, Uzbek dan lain-lain terus berebut pengaruh tradisional mereka. 

"Banyak negara mempunyai kesulitan yang sama. Negara-negara di Asia dan Afrika mengalami hal yang sama karena sejarah kolonialisme mereka yang panjang. Sementara negara-negara di kawasan Eropa mengalami gelombang multikulturalisme karena proses globalisasi dan imigrasi yang masif. Fenomena-fenomena tersebut menimbulkan proses pencarian dan reposisi nilai-nilai yang sering berujung pada konflik sosial maupun konflik politik," jelasnya.

Sponsored

Menurut Jerry, Indonesia sudah punya nilai-nilai dasar yang menyatukan elemen bangsa yang beragam secara suku, agama dan aliran-aliran ideologis maupun kepentingan. 

"Bulan kemerdekaan ini menjadi momentum bagi refreshing semangat kebangsaan kita. Dan seperti yang disampaikan ketua umum, kita juga harus memperkuat demokrasi karena demokrasi menjembatani kepentingan dan aspirasi semua kelompok tanpa harus berkonflik," kata Jerry.

Berita Lainnya
×
tekid