sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hasto minta desain pemilu sesuai Pancasila, 'senggol' SBY

PDIP menyebut era kepemimpinan Presiden SBY negara mengucurkan dana USD2 miliar untuk politik populisme.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 01 Nov 2021 12:48 WIB
Hasto minta desain pemilu sesuai Pancasila, 'senggol' SBY

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, desain sistem politik ke depan harus didasarkan pada Pancasila. Hasto mengkritik pemilihan umum (pemilu) langsung yang memakan biaya tinggi dan mengakibatkan banyak dampak negatif.

Hal itu diungkap Hasto dalam webinar publik bertajuk "Menimbang Sistem Pemilu 2024: Catatan dan Usulan", Senin (1/11). Mengutip sebuah penelitian, Hasto menyebut, era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), negara telah mengucurkan dana USD2 miliar untuk populisme politik.

"Coba CSIS hitung berapa biaya pemilu kita dari pusat sampai daerah? Dan itu adalah beban bagi APBN, beban bagi keuangan negara. Belum dampak dari politik populism. Bulan Juni 2008 sampai Januari 2009, Pak SBY itu membelanjakan USD2 miliar untuk politik populism," kata Hasto.

Menurut Hasto, perbaikan politik di era Orde Baru tidak bisa dilakukan dengan liberalisasi politik. Dampak negatifnya adalah kapitalisasi kekuatan politik, konvergensi politik hukum kapital media, penguatan primordialisme.

"Akan sulit sekarang orang misalnya Solo, menjadi wali kota di papua. Orang Papua menjadi bupati di Klaten misalnya karena dampak demokrasi langsung. Kemudian konflik Pancasila dengan ideologi transnasional. Taliban misalnya. Itu terjadi. Kemudian konflik antar KPU, Bawaslu, DKPP. Semua memperebutkan kewenangan," ujarnya.

Oleh karena itu, jelas Hasto, di dalam menata sistem pemilu ke depan, harus berangkat dari sistem politik dulu. Bagaimana bangsa membangun strategi budaya yang sesuai dengan kondisi geografis, falsafah, dan sejarah perjuangan bangsa.

"Indonesia merdeka dibangun dengan demokrasi Pancasila, bukan dengan demokrasi Barat, bukan demokrasi Tiongkok, Rusia, bukan demokrasi Timur Tengah. Melainkan demokrasi Pancasila. Merupakan tahapan lebih tinggi dari ideologi besar dunia," bebernya.

Karena itulah, jelas Hasto, seluruh desain sistem politik ke depan harus didasarkan pada Pancasila dengan spirit berani meletakan nasib bangsa ini di tangan kita sendiri. "Spirit ini yang kurang. Padahal sebelum proklamasi, Soekarno mengatakan hanya bangsa yang berani meletakkan nasib di tangannya sendiri akan berdiri dengan kuat," pungkasnya.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid