Jokowi-Prabowo bertemu, warganet masih sebar konten provokatif
Polri akan terus memantau perilaku warganet hingga pelantikan Jokowi-Ma'ruf.
Polri memantau 'pergerakan' di jagat maya pascapertemuan antara Presiden terpilih Joko Widodo dan seteru politiknya, Prabowo Subianto, Ahad (15/7) lalu. Dari hasil pemantauan, Polri menemukan sejumlah akun yang tidak terima 'jabat tangan' antara kedua kubu.
Tak lama setelah Jokowi-Prabowo bertemu, menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, sejumlah akun aktif menyebarkan konten provokatif di jejaring media sosial Twitter, Facebook dan Youtube.
"Sifatnya provokatif dengan tagar-tagar, kemudian dengan narasi intoleransi, polarisasi dan memecah belah," kata Dedi di Kantor Center for Strategic and International Studies, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/7).
Menurut Dedi, para buzzer menggerakkan tagar di Twitter dan menyebar video di Youtube. "Kemudian di Facebook kami menemukan foto dan video provokasi," ucap Dedi.
Ia memprediksi, konten-konten provokatif masih bakal membanjiri dunia maya hingga pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf, Oktober mendatang.
Karena itu, Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informasi bakal terus memantau perilaku warganet. "Tapi, kami sudah hafal dengan polanya melalui narasi yang dibangun. Ada (yang melalui) foto (dan) video," ujar dia.