sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kata pengamat soal pertemuan Airlangga dengan Ganjar dan Cak Imin

Situasi politik di Indonesia saat ini belum jelas menunjukkan siapa saja yang akan mendapatkan dukungan dari partai politik.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Minggu, 26 Sep 2021 15:30 WIB
Kata pengamat soal pertemuan Airlangga dengan Ganjar dan Cak Imin

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menyebut, gaya komunikasi politik Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bisa menaikkan elektabilitas.

Menurutnya, situasi politik di Indonesia yang dinamis, komunikasi lintas partai harus menjadi agenda politik yang konsisten dilakukan oleh Airlangga.

"Komunikasi politik Airlangga dalam dua hari terakhir dinilai strategis, menyusul posisi Airlangga merupakan pimpinan dari partai besar dengan kursi terbanyak kedua di DPR," kata Arya dalam keterangannya, Minggu (26/9).

Airlangga bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Klaten pada Jumat (24/9). Setelah itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut juga berolahraga dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di Jakarta.

"Semakin sering mereka bertemu, maka di tingkat pemilih, di bawah, juga semakin baik dan tidak terpolarisasi. Masyarakat melihat mereka bisa berkomunikasi meski suatu saat juga berkompetisi," ujar Arya.

Arya mengatakan, situasi politik di Indonesia saat ini belum jelas menunjukkan siapa saja yang akan mendapatkan dukungan dari partai politik untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Oleh karena itu, komunikasi politik menjadi strategis untuk dilakukan. "Terutama komunikasi lintas partai," jelasnya.

Menurutnya, langkah Airlangga tersebut ditujukan untuk membaca kemungkinan-kemungkinan membentuk koalisi. Kedua, mencari chemistry atau kecocokan di antara tokoh-tokoh tersebut. Terakhir, untuk mencari kesamaan pandangan dan kebijakan.

Sponsored

Golkar sendiri dalam agenda Pilpres 2024 memang diuntungkan karena memiliki kira-kira 14% kursi di DPR. Artinya, partai berlambang pohon beringin tersebut hanya butuh sisa enam persen untuk bisa mencalonkan presiden. 
Dengan kata lain, kata Arya, kondisi itu membuat Golkar dan Airlangga sebagai partai dan figur yang menarik karena memiliki posisi tawar yang tinggi untuk bersaing di pesta lima tahunan tersebut. "Airlangga saya kira punya peluang untuk bisa maju dan bertemu banyak tokoh," ungkapnya.

Dalam hitungan politik, saat ini waktunya sudah cukup dekat untuk mulai membuat strategi dan program menuju 2024. Sehingga, wajar jika aktivitas politik dari tokoh seperti Airlangga mulai ditingkatkan.

"Saat ini waktu yang ideal dan pas untuk melakukan mobilisasi politik, seperti yang dilakukan Airlangga. Semakin dini, calon itu melakukan sosialisasi politik ke publik, maka semakin baik pula bagi masyarakat," ujarnya.

Selain itu, hal itu juga memberikan kesempatan bagi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2019-2024 tersebut bertemu dengan banyak orang dan menjalin komunikasi politik. Bahkan, potensial untuk terus meningkatkan elektabilitasnya melalui sosialisasi.

Di Pilpres 2024 ia melihat faktor partai menjadi penting. Apalagi, tidak ada calon petahana karena Presiden Joko Widodo secara konstitusi tidak bisa dicalonkan karena sudah dua periode.

Berita Lainnya
×
tekid