Kinerja Erick Thohir dinilai berdampak pada kenaikan elektabilitas

Pengamat politik Universitas Isalam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno menilai, kinerja politik Erick Thohir berbuah manis setelah elektabilitasnya meningkat. Hal itu berdasarkan hasil survei data yang baru saja dirilis lembaga survei Indikator Politik Indonesia.

"Tentu ini hasil kerja-kerja politik Erick Thohir yang efektif, meski masih di angka dua persen tapi dengan tren yang naik itu merupakan hal yang bagus karena dia pendatang baru," ujar Adi Prayitno dalam keterangannya, Rabu (27/4).

Elektabitas Erick Thohir masih di bawah tokoh-tokoh partai politik tetapi memiliki tren elektabilitas yang terus menanjak. Ia meyakini, kerja-kerja politik yang masih banyak waktu menuju 2024 akan terus mendongkrak elektabilitas Erick Thohir.

"Yang harus dilihat itu kan tren naik, dibandingkan dengan tokoh-tokoh partai politik yang menurun secara tren. Meski angka tokoh-tokoh parpol itu di atas Erick tapi kan trennya menurun," ujarnya,

Tak hanya itu, manuver-manuver Erick Thohir sebagai Menteri BUMN ikut berkontribusi terhadap kenaikan popularitas dan elektabilitasnya. Manuver Erick yang ingin menyelamatkan BUMN itu mendapatkan respons yang positif.

"Selain itu juga kita bisa lihat di media-media, kan dapat dilihat Erick konsen terhadap penyelamatan BUMN dari kebangkrutan. Juga bersih-bersih korupsi, ini mendapatkan tren positif," jelasnya.

Diketahu, berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia, ada 19 nama kandidat capres potensial yang menunjukkan elektabilitas, salah satunya Erick Thohir telah masuk di kisaran 2%. Angka tersebut meningkat cukup singnifikan dibandingkan hasil survei terakhir Indikator pada awal April, dimana elektabilitas Erick berada di angka 1,2%. 

Elektabilitas Erick bahkan menyamai Sandiaga Uno yang juga berada di kisaran 2,4%. Tren elektabilitas yang naik hampir 100% dalam tempo sebulan ini dinilai menjadi sinyal kuat peluang Erick untuk melenggang pada Pilpres 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik,Burhan Muhtadi, elektabilitas Erick masih berpotensi meningkat ke depan. Erick disebutnya masih punya ruang cukup besar untuk meningkatkan popularitasnya. 

Sebaliknya, kata Burnaudin, banyak tokoh yang ruang popularitas sudah pada titik maksimal, sehingga sulit mengharapkan kenaikan elektabilitas dari sisi popularitasnya.

Dia berpendapat, selain variabel popularitas, variabel tingkat kesukaan juga sangat menentukan elektabilitas calon. Dalam kasus Erick, Burhan menyebut potensi kenaikan popularitas dan kesukaan publik masih sangat mungkin terjadi dalam hitungan bulan.