sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lockdown makin kencang disuarakan parpol koalisi dan oposisi

Sejumlah oknum kader partai politik turut menyuarakan lockdown cegah Covid-19.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Jumat, 27 Mar 2020 14:05 WIB
Lockdown makin kencang disuarakan parpol koalisi dan oposisi

Desakan langkah lockdown atau kuncitara (penguncian wilayah sementara) untuk mencegah sebaran coronavirus atau Covid-19 di Indonesia semakin menguat di ruang publik. Selain para ahli kesehatan, desakan muncul dari politisi Senayan. Baik dari partai oposisi maupun koaliasi pendukung pemerintah.

Persebaran kasus positif coronavirus semakin mengkhawatirkan. Per Kamis (26/3), Covid-19 meluas dan menjangkau 27 provinsi, meningkat dari sebelumnya, Senin (23/3), yang baru terlacak di 21 provinsi.

Politikus PPP Achmad Baidowi, misalnya, meminta pemerintah mempertimbangkan opsi kuncitara untuk kota-kota besar. Lantaran penyebaran Covid-19 sangat sporadis, khususnya di DKI Jakarta.

"Karantina secara ketat bisa dilakukan per wilayah secara bertahap, tidak perlu semua wilayah NKRI sekaligus. (Langkah kuncitara wilayah) Sambil menunggu perkembangan," ujar Awiek, sapaan akrabnya, via keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (26/3).

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini menambahkan, jumlah pasien positif Covid-19 terus meningkat. Sementara imbauan pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah tidak menjadi kewajiban bagi warga. 

"Penyebaran virus sangat masif, sementara interaksi sosial masih terjadi. Maka pemerintah sudah bisa memertimbangkan opsi karantina atau lockdown untuk kota-kota besar yang penyebaran Covid-19 sangat sporadis, khususnya DKI Jakarta," paparnya.

Pun dengan politikus PDI-Perjuangan, Masinton Pasaribu. Dia juga menyuarakan opsi lockdown melihat masifnya sebaran coronavirus.

Secara pribadi, ia menyarankan Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Jakarta duduk bersama untuk mencegah penularan virus tersebut.

Sponsored

Menurutnya, tidak ada salahnya bila keduanya membahas dan mempersiapkan opsi lockdown sebagai alternatif terakhir untuk wilayah DKI Jakarta.

"Dengan peningkatan jumlah kasus yang terkena Covid-19 di wilayah DKI Jakarta dapat dikatakan bahwa pusat penyebaran terbesar atau episenter virus tersebut di Indonesia adanya di DKI Jakarta," ujarnya.

Lockdown juga digemakan politikus Partai Demokrat. Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Putu Supadma Rudana, kemarin, mengatakan sudah beberapa kali mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan lockdown. Namun, kata dia, sepertinya pemerintah enggan mengambil langkah tersebut.

Putu mengingatkan jangan sampai korban bertambah banyak, lalu baru diambil kebijakan lockdown.

Tak kalah nyaring, suara lockdown juga suarakan PKS sebagaimana diungkapkan Mardani Ali Sera. Ia mendesak Presiden Jokowi mempertimbangkan opsi lockdown ketimbang rapid test dalam memerangi Covid-19.

"Rapid test tidak efektif melihat statistik yang berkembang saat ini," ujar Mardani belum lama ini.

Menanggapi munculnya suara lockdown dari kalangan politisi Senayan itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menganggap hal itu sebagai hal yang wajar, seiring mengganasnya Covid-19 belakangan ini.

"Semua orang merasa takut dengan sebaran corona yang makin masif. Tak peduli partai apa, tak peduli agama suku dan wilayahnya. Virus corona riil dan sampai sekarang pola antisipasinya masih belum maksimal. Wajar jika oknum politisi PKS dan PDI-P mengusulkan lockdown," ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (27/3).

Apalagi, sambung dia, beberapa wilayah sudah menutup diri, seperti di Tegal. "Corona menjadi kekhawatiran bersama lintas parpol dan SARA. Masyarakat panik. Intinya, jelas semua orang khawatir dengan sebaran Covid-19 yang makin susah dibendung," ujar pengamat politik UIN Jakarta ini.

Menurutnya, imbaun pemerintah tentang belajar, bekerja, dan beribadah di rumah sudah positif. Termasuk polisi yang aktif patroli membubarkan kerumunan juga.

"Tapi, semua itu belum bisa memberi efek jera ke rakyat. Masih banyak yang keluyuran, masih banyak yang nekat kerja sembunyi-sembunyi. Karenanya perlu upaya lebih serius agar warga tak keluyuran dan takut ke luar rumah," pungkasnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid