sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

LSI Denny JA: Sangat mungkin PDIP mengajak Gerindra, PKB, atau KIB

Partai berlambang banteng moncong putih itu merupakan satu-satunya parpol yang bisa mengusung calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 15 Agst 2022 14:41 WIB
LSI Denny JA: Sangat mungkin PDIP mengajak Gerindra, PKB, atau KIB

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan, hampir mustahil PDI Perjuangan bertarung dalam Pilpres 2024 sendirian. Menurut LSI, meski sudah memenuhi syarat pencalonan minimal 20%, PDIP mustahil tanpa mengandeng partai lain.

"Namun hampir mustahil pula PDIP menggandeng PKS karena alasan ideologis. Mustahil juga PDIP menggandeng Demokrat karena riwayat hubungan Megawati- SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," kata peneliti senior LSI Denny JA, Adrian Sopa dalam rilis survei, Senin (15/8).

Menurut Adrian, dalam perkembangan terakhir, kecil pula kemungkinan bagi PDIP menggandeng Partai Nasdem karena irama politik Megawati dan Surya Paloh tak sejalan.

"Dalam bulan-bulan terakhir masa pendaftaran, di September 2023, sangat mungkin PDIP akhirnya mengajak Gerindra, atau PKB atau KIB untuk menyatukan kekuatan," ujar dia.

Sementara KIB sendiri, menurut Adrian sangat mungkin menambah kekuatan tambahan partai lain. Sebab, dengan hanya tiga partai saja bagi KIB sangatlah riskan. Jika satu partai mengundurkan diri, itu akan membuat KIB tak lagi memenuhi syarat pencalonan capres- cawapres 20%.

"Bagi KIB, satu partai yang mungkin diajak adalah PKS atau Demokrat. Ini disebabkan karena PKS dan Demokrat tak memiliki bargaining kuat untuk meminta calon presiden," beber dia..

Di sisi lain, menurut Adrian, Pilpres 2024 tak diikuti koalisi partai oposisi. Itu karena hanya dua partai yang kini di luar pemerintahan, yakni Demokrat dan PKS. Adrian mengatakan, gabungan dua partai ini tak cukup membentuk satu poros untuk mencalonkan presiden dan wapres 2024-2029.

"Demokrat dan PKS terpaksa ikut dalam poros lain dan mereka bukan dalam level untuk memimpin poros itu. Prosentase kursi Demokrat dan PKS di DPR  2019-2024 tidak menonjol untuk memimpin poros koalisi partai mencalonkan capres- cawapres 2024-2029," jelas Adiran.

Sponsored

Sebelumnya, pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, peluang partai politik membentuk koalisi masih terbuka lebar menjelang Pemilu 2024. Namun, Ujang menilai PDI Perjuangan (PDIP) memiliki gengsi tersendiri untuk bisa bergabung dengan koalisi partai politik yang sudah ada, baik dengan koalisi Partai Gerindra-PKB maupun dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Ya, semua serba mungkin tetapi kalau dengan Gerindra kemungkinan kecil, karena PDIP punya gengsi sendiri," kata Ujang saat dihubungi Alinea.id, Senin (15/8).

PDIP memiliki gengsi tersendiri untuk bergabung koalisi Gerindra-PKB dan KIB. Sebab, PDIP merupakan partai pemenang pemilu selama dua kali berturut-turut. Selain itu, partai berlambang banteng moncong putih itu merupakan satu-satunya parpol yang bisa mengusung calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

"Kelihatannya akan mengusung sendiri. Kalau berkoalisi, PDIP akan mendukung kadernya sebagai capres ataupun cawapres," jelas dia.

Selain itu, kata Ujang, kalaupun bergabung, PDIP justru tidak dapat mencalonkan kadernya sebagai capres ataupun cawapres. Diketahui, kotak Gerindra-PKB sudah final mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Sementara, KIB, meskipun belum final menentukan capres, namun Partai Golkar mati-matian mendukung Airlangga Hartarto sebagai capres.

"Kalau gabung dengan koalisi lain tidak dapat apa-apa. Tidak dapat capres, cawapres Juga kelihatannya sulit," pungkas dia.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid