sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Maruf Amin bakal rayu Ahoker agar tak Golput

Calon wakil presiden Maruf Amin akan bertemu dengan pendukung Basuki Tjahaja Purnama yang disebut Ahoker agar tak Golput pada Pilpres 2019.

Sukirno
Sukirno Selasa, 25 Sep 2018 04:01 WIB
Maruf Amin bakal rayu Ahoker agar tak Golput

Calon wakil presiden Maruf Amin akan bertemu dengan pendukung Basuki Tjahaja Purnama yang disebut Ahoker agar tak Golput pada Pilpres 2019.

Relawan Nusantara (RelaNU) yang dulu mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI Jakarta, menyatakan mendukung pasangan Capres-cawapres Joko Widodo-Maruf Amin di Pilpres 2019. Nusron Wahid merupakan inisiator RelaNU.

"Tadi saya minta waktu ke Kiai Maruf, insyaallah kami akan kumpulkan teman-teman yang aktif di dalam jaringan RelaNU yang dulunya dukung Ahok, Ahokers dari sayap Islam, untuk memenangkan pak Jokowi-Kiai Maruf," ujar Nusron Wahid seusai bertemu Maruf Amin di Rumah Jalan Situbondo 12, Jakarta, Senin (24/9).

Nusron mengatakan beberapa anggota RelaNU pendukung Ahok sempat kaget begitu mendengar Jokowi menunjuk Maruf Amin sebagai cawapresnya. Sebab, di benak sejumlah anggota RelaNU pendukung Ahok, Maruf merupakan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pernah memberikan fatwa bahwa Ahok penista agama sehingga Ahok di penjara.

"Tapi setelah kita yakinkan tentang posisi pak Maruf, alhamdulillah teman-teman RelaNU menerima dan mau memberikan dukungan," jelas dia.

Nusron mengatakan akan terus membangun komunikasi kepada relawan pendukung Ahok lainnya untuk mendukung Jokowi-Maruf. "Kita yakinkan, insyaallah pelan-pelan kami akan cairkan," kata Nusron.

Dia juga sempat mengklarifikasi kepada Maruf soal fatwa haram MUI untuk mengucapkan natal ke umat nasrani. Menurut Nusron, Maruf menjelaskan bahwa fatwa itu dikeluarkan MUI saat masih dipimpin Buya Hamka tahun 1980-an.

"MUI ketika beliau pimpin tidak pernah kasih fatwa haram memberikan ucapan Natal. Yang kasih fatwa itu Buya Hamka tahun 80-an," jelas Nusron.

Sponsored

Nusron mengatakan, menurut Maruf, ada dua pendapat ulama yakni garis keras dan garis moderat. Yang garis keras mengatakan tidak boleh mengucapkan selamat natal, yang garis moderat mengatakan boleh, tidak masalah selama tidak ganggu ketauhidannya.

"Nah, Pak Kiai Maruf salah satu orang yang ikut pendapat garis moderat tadi. Tapi kan dia tidak bisa memaksakan, itu dikembalikan ke keyakinan umat Islam," ujar dia. (Ant).

Berita Lainnya
×
tekid