sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menimbang duet Prabowo Subianto dan Cak Imin di Pilpres 2024

Duet Prabowo Subianto dan Cak Imin, dinilai bisa menjadi pasangan yang saling mengisi.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 12 Agst 2022 06:38 WIB
Menimbang duet Prabowo Subianto dan Cak Imin di Pilpres 2024

Hubungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar kian mesra seiring membentuk koalisi di Pilpres 2024. Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, bahkan memuji Prabowo sebagai sosok harapan rakyat kala keluar dari gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (8/8) siang. 

"Gulo Jowo diteke nang papan, Pak Prabowo memenuhi harapan," kata Cak Imin melantunkan pantun berbahasa Jawa di depan gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin.

Usai mendaftar bareng ke KPU pada Senin siang, sejumlah elite Partai Gerindra dan PKB langsung menggelar pertemuan di kediaman Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, Kamis (11/8). Mereka berkumpul untuk mematangkan kesepakatan bersama dalam piagam deklarasi koalisi.

Deklarasi koalisi Gerindra-PKB nantinya dibacakan usai Partai Gerindra menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang akan digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Sabtu (13/8). Di deklarasi ini, Prabowo dan Cak Imin akan menyampaikan orasi politik di depan massa PKB dan Gerindra yang hadir.

Selain itu, di rapimnas ini, Prabowo akan dimintai kesediaannya untuk maju sebagai calon presiden (capres) di 2024. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (OPI) Dedi Kurnia Syah mengatakan, apabila ada penentuan capres, maka dipastikan itu adalah Prabowo. Menurut Dedi, Prabowo merupakan tokoh kunci kemenangan Partai Gerindra di Pemilu 2024, meskipun tidak menjamin kemenangan di pilpres.

"Artinya, jika Prabowo yang tetap maju sebagai capres, maka potensi para caleg Gerindra dipilih itu cukup besar, tetapi jika bukan Prabowo, maka hal semacam itu bisa saja berpengaruh," ujar Dedi saat dihubungi Alinea.id, Kamis (11/8) malam.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menegaskan, koalisi Gerindra dan PKB saling melengkapi di Pilpres 2024. Menurutnya, duet Prabowo Subianto dan Cak Imin, juga bisa menjadi pasangan yang saling mengisi.

Sponsored

Sebab, kata Jazilul, basis massa Gerindra dan PKB berbeda. Selain itu, pasangan Prabowo dan Cak Imin juga dinilai perwakilan nasionalis-religius.

"Saya merasa bahwa PKB dan Gerindra ini bisa saling melengkapi, satu dari nasionalis, dua dari agamis. Basisnya juga basis yang berbeda, katakanlah Gerindra kuat di Jawa Barat, PKB kuat di Jawa Timur, pasangannya tokohnya bisa jadi tua dan muda. Prabowo katakanlah sudah sepuh, Gus Muhaimin masih muda," ujar Jazilul dalam diskusi daring, Kamis (11/8).

"Dari latar belakangnya yang satu dari TNI yang satunya dari TNU, yang satu panglima militer, yang satu panglima santri," imbuhnya.

Menurut dia, respons di internal pendukung PKB juga menyambut baik koalisi dengan Gerindra. Baik dari struktur partai, maupun unsur penopang dari kiai dan masyarakat NU.

"Nah ikhtiar untuk bekerja sama menggabungkan PKB dan koalisi ini mendatangkan sambutan yang bagus dari struktur partai maupun dari elemen-elemen yang menjadi penopang PKB, dari kiai, masyarakat NU, dan lain-lain," kata Jazilul.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, Prabowo-Muhaimin punya kans cukup besar untuk disandingkan sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024. Peluang itu setidaknya karena beberapa hal.

Pertama, Gerindra dan PKB tidak lagi memerlukan mitra baru koalisi yang membuat mereka harus kembali berunding soal pencapresan, terlebih Prabowo dan Muhaimin sama-sama tokoh berpengaruh dan dominan di partai masing-masing, dari sisi porsi suara.

"Prabowo dan Muhaimin saling melengkapi, menarik pemilih nasionalis dan religius utamanya kelompok NU (Nadhlatul Ulama).

Kedua, lanjut dia, Prabowo memerlukan sosok yang memang belum pernah diuji, dan Muhaimin menjadi sosok baru itu. Sebab, kata Dedi, Prabowo sebelumnya gagal dengan politisi, lalu birokrat kum politisi, kemudian terakhir dengan Sandiaga Uno dari kalangan korporat. 

"Maka Muhaimin mewakili pasangan baru Prabowo, yakni kelompok nahdliyin," tegas dia.

Meski elektabilitas Cak Imin terbilang rendah, menurut Dedi, hal itu bukan berarti keduanya tidak berpeluang menang di Pilpres 2024. Alasannya, kata Dedi, proses pemenangan tidak melulu soal elektabilitas pra-pilpres, tetapi ada instrumen lain yakni konsolidasi mesin parpol, termasuk pengondisian pemilih oleh jaringan relawan. 

"Sehingga pemilih tidak semuanya didasari soal tokoh yang dipilih, tetapi ada alternatif lain yakni soal mobilisasi," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid