sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

NasDem tepis bakal jadi oposisi

NasDem hanya mengambil posisi kritis di parlemen untuk memastikan program Jokowi tepat sasaran.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 22 Okt 2019 17:12 WIB
NasDem tepis bakal jadi oposisi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Johnny G Plate menepis tudingan partainya akan menjadi oposisi menyusul masuknya Partai Gerindra dalam koalisi parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Menurut Johnny, NasDem hanya mengambil posisi kritis di parlemen untuk memastikan program Jokowi tepat sasaran.

"Untuk memastikan kebijakan tepat arah itu jangan diartikan oposisi di dalam sistem parlementer. Kami ada dalam pemerintah," kata Johnny di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).

Johnny mengatakan bahwa Nasdem merupakan pendukung Jokowi selama dua periode. Itu artinya, kata Johnny, Nasdem punya tanggung jawab moral untuk menyukseskan pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan.

"Jika saja di parlemen tidak ada pikiran-pikirkan kritis pembanding, NasDem akan memainkan peran kritik yang kritis dan konstruktif untuk memastikan kebijakan Pak Jokowi bermanfaat bagi masyarakat," jelasnya.

Sebelumnya, isu NasDem bakal jadi oposisi berembus setelah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, partainya belum diberi tahu bentuk komposisi kabinet oleh Jokowi. Padahal, menurut Surya, susunan kabinet sudah dikantongi oleh parpol-parpol KIK lainnya.

Lebih jauh, Johnny mengatakan, Nasdem dan partai koalisi akan bertanggung jawab apabila program-program Jokowi mengalami kendala atau bahkan gagal. "Apabila ada kendala dalam pemerintahan Pak Jokowi lima tahun ke depan itu adalah tanggung jawab Partai Nasdem dan koalisi pengusung," imbuhnya.

Dengan bergabungnya Partai Gerinda ke koalisi pemerintahan, praktis di hanya bakal tersisa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun demikian, sejauh ini hanya PKS yang menyatakan diri sebagai oposisi. 

Sponsored

Sementara PAN dan termasuk Partai Demokrat yang pernah berkoalisi mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019 belum menyatakan sikap. Demokrat bahkan disebut-sebut bakal mendapat kursi menteri di Kabinet Kerja jilid II. 
 

Berita Lainnya
×
tekid