sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PAN sebut pertemuan Zulhas-Jokowi cuma kangen-kangenan

Zulhas memberi isyarat PAN akan bergabung dengan parpol koalisi pemerintah.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Jumat, 06 Mar 2020 15:50 WIB
PAN sebut pertemuan Zulhas-Jokowi cuma kangen-kangenan

Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN demisioner, Viva Yoga Mauladi, menilai pertemuan Zulkifli Hasan (Zulhas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (6/3) pagi, hanyalah silaturahmi biasa. 

Nenurutnya, Ketua Umum PAN terpilih (2020-2025) itu rindu Jokowi karena sudah cukup lama tidak bersua.

"Maksud kedatangan Bang Zul adalah, pertama, kangen-kangenan sebagai sahabat yang baik karena sudah lama tak bersua," kata Viva kepada wartawan, Jumat (6/3) siang.

Viva menerangkan, Zulhas dan Jokowi sejatinya telah bersahabat lama, sudah mengenalnya sejak masih menjabat Wali Kota Solo, Jawa Tengah.

Dalam pertemuan itu, lanjut Viva, Zul dan Jokowi berdiskusi persoalan yang dihadapi bangsa saat ini. Selaku Wakil Ketua MPR, Zulhas juga membahas rencana revisi atas Undang-Undang Pemilu dengan Jokowi.

Kendati demikian, Viva enggan menjelaskan detail apa saja yang mereka berdua bicarakan, termasuk soal kemungkinan PAN bergabung koalisi partai pendukung pemerintah.

"Hanya berdiskusi tentang persoalan kondisi bangsa saat ini yang memerlukan solusi cepat dan tepat. Juga berdiskusi rencana revisi UU Pemilu," ujar dia.

Sebelumnya, Zulhas mengunjungi Istana Merdeka pagi tadi, dan keluar dari Istana mengendarai mobil golf.

Sponsored

Kabar PAN bakal bergabung ke pemerintah memang sempat mencuat di media sosial, menyusul kemenangan Zulhas dalam Kongres V PAN di Kendari, setelah mengalahkan Mulfachri Harahap, yang didukung Amien Rais.

Pasca terpilih sebagai Ketum PAN, Zulhas memberi isyarat partai berlambang matahari itu akan bergabung dengan pemerintah, tak ingin beroposisi seperti PKS.

“Kalau oposisi itu sudah diambil tagline-nya oleh PKS. Kalau kita ikut masuk ke situ, isu oposisi yang sudah diambil oleh itu temann kita partai itu akan sangat merugikan kita. Oleh karena itu, kita mesti menentukan positioning kita kemudian. Dengan siapa kita mesti berteman," ujar Zulhas.

Berita Lainnya
×
tekid