sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PAN sindir Prabowo yang mau jadi pembantu Jokowi

Ada kemungkinan kehadiran Prabowo Subianto di DPR saat rapat kerja menimbulkan kebingungan.

Fadli Mubarok Marselinus Gual
Fadli Mubarok | Marselinus Gual Selasa, 22 Okt 2019 15:47 WIB
PAN sindir Prabowo yang mau jadi pembantu Jokowi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan partainya tak mempersoalkan bergabungnya Gerindra ke koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf atau Koalisi Indonesia Kerja (KIK). 

Namun demikian, Yandri mengaku, ia dan rekan-rekan separtainya tidak pernah membayangkan jika Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto itu bakal 'turun kasta' menjadi salah satu pembantu Jokowi.

"Kami menghormati. Tetapi, kita kaget juga Pak Prabowo mau jadi menteri, ya," kata Yandri kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).

Yandri membayangkan situasi yang mungkin terjadi jika Prabowo benar-benar jadi Menteri Pertahanan (Menhan) seperti yang diisukan selama ini. Menurut dia, ada kemungkinan kehadiran Prabowo di DPR saat rapat kerja menimbulkan kebingungan.

"Enggak kebayang itu, capres raker (rapat kerja) sama Komisi I gitu kan. Tapi, jangan-jangan nanti (disebut) Pak, Pak Capres. Oh, bukan. Pak Menteri, ya. Bisa aja namanya begitu kan," kata Yandri.

Lebih jauh, Yandri menilai Prabowo memiliki pertimbangan sendiri dalam membawa Gerindra pindah gerbong ke KIK. "Tapi sudahlah. Itu kan mungkin mimpi besar Pak Prabowo bisa aktif kembali atau mungkin membersihkan namanya yang selama ini frontal dengan jadi menteri. Punya kesempatan untuk mengabdi. Bagi PAN, enggak ada masalah," jelas dia.

Di sisi lain, Yandri mengatakan PAN sejauh ini belum mendapat tawaran masuk dalam kabinet baru Jokowi. "Komunikasi Jokowi dengan PAN baik. Tapi, sekali lagi PAN sama sekali tidak minta atau menawarkan menteri," ujar dia.

Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan, Jokowi dan Prabowo seharusnya menjelaskan kepada publik alasan keduanya bekerja sama sehingga tidak menimbulkan polemik berkepanjangan. "Biarlah nanti Pak Jokowi dan Pak Prabowo yang akan menjelaskan ke publik," kata Arsul.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid