sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Parpol saling intai cawapres yang diusung

Melihat peta kekuatan lawan amat penting dalam menentukan strategi pemenangan

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Kamis, 12 Jul 2018 17:35 WIB
Parpol saling intai cawapres yang diusung

Elit politik kian rajin melakukan power sharing guna mendapatkan pasangan calon yang menjanjikan mampu meraih kemenangan di perhalatan Pilpres 2019.

Persoalan garansi politik menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan elit politik untuk mengamankan posisi di periode pemerintahan selanjutnya.

Menurut Politisi Partai Gerindra Nizar Zahro, partainya belum bisa menentukan cawapres pendamping Prabowo, sebelum melihat siapa yang akan mendampingi Jokowi. Pasalnya, melihat peta kekuatan lawan amat penting dalam menentukan strategi pemenangan Prabowo.

Itulah sebabnya kandidat paslon yang akan bertarung di Pilpres 2019 diperkirakan baru mulai terlihat di menit-menit terakhir pendaftaran capres dan cawapres.

"Masih cair sampai Agustus nanti, itu akan terlihat pada menit-menit terakhir," paparnya dalam diskusi yang bertajuk "Menakar Cawapres 2019, Parpol Koalisi Pecah Kongsi atau Tetap Solid" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/7).

Hal serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Hinca meyakini kontestan Pilpres 2019 baru jelas terlihat disaat akhir masa pendaftaran Capres dan Cawapres di KPU. Tak hanya itu, ia pun meyakini poros ketiga yang diusung partainya dapat terwujud pada saat yang sama.

"Sama seperti yang lain, saya yakin ini akan terlihat di menit-menit terakhir. Bisa saja ketika pihak lawan sudah menentukan pendampingnya. Ada kemungkinan terjadi pertentangan diantara calon pendukung, sehingga memutuskan pindah perahu. Sejauh ini kita belum tentukan sikap. Bisa ke Jokowi bisa juga Prabowo atau tidak kedua duanya alias memunculkan calon alternatif," paparnya

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menjelaskan, belum jelasnya paslon yang akan berlaga di Pilpres 2019, tak terlepas dari sulitnya partai dalam menentukan koalisi penantang Jokowi.

Sponsored

"Anginnya sekarang mengarah ke Jokowi, sementara Gerindra dan PKS suasananya masih campur aduk tidak ketemu ujungnya. Mendekati pendaftaran PKS justru mengintimidasi Gerindra, itu kelihatan  dari stetmen elitenya,  jika wapresnya tidak dari PKS, maka PKS pindah barisan," jelasnya kepada Alinea.

Sementara poros ketiga yang diusung Partai Demokrat nampaknya sulit tercapai, pasalnya kontestan yang akan berlaga, sudah  mengerucut ke dua nama, yaitu Prabowo dan Jokowi.

Namun begitu, poros ketiga bisa saja terwujud di detik-detik terakhir. Tetapi dengan catatan Partai Golkar menarik dukungannya Jokowi. "Apabila kepentingan Golkar tidak diakomodir Jokowi. Bisa saja Golkar tidak happy dan pindah barisan, dan andaikan memilih Demokrat, barulah poros ketiga bisa terwujud. Kuncinya ada di Golkar," paparnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid