sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PDIP dinilai berhasil kerek elektabilitas Puan Maharani

Survei Indikator Politik menyebutkan, elektabilitas Puan naik 100% dalam skema 19 dan 10 nama.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Minggu, 02 Okt 2022 22:01 WIB
PDIP dinilai berhasil kerek elektabilitas Puan Maharani

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai berhasil mengerek tingkat keterpilihan Ketua DPR, Puan Maharani, sebagai calon presiden (capres). Pangkalnya, elektabilitas Puan, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, mengalami peningkatan.

"Ini tentu kabar baik untuk PDIP, setidaknya upaya mereka meningkatkan elektabilitas Puan berhasil. Terlebih, memang Puan gencar lakukan pendekatan pada masyarakat akhir-akhir ini juga gencar promosikan hasil kerjannya sepanjang karir politiknya," kata pengamat politik Dedi Kurnia Syah kepada Alinea.id, Minggu (2/10).

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini, setidaknya ada dua hal yang memicu kenaikan elektabilitas Puan. Pertama, Ketua DPP PDIP dinilai tidak lagi berjarak dengan publik dan menjadi satu-satunya tokoh yang potensial menarik suara kelompok perempuan. 

"Kedua, ini bukti jika Puan berhasil menjaga amanat ketua umum untuk lakukan konsolidasi publik," imbuh dia.

Lebih jauh, Dedi berpendapat, PDIP hanya memerlukan waktu untuk melegitimasi keterusungan Puan dengan elektabilitas yang baik. Diyakininya, elektabilitas Puan akan meningkat jika sudah dipastikan akan diusung.

"Artinya, membaca elektabilitas Puan sama halnya dengan PDIP," tandasnya.

Dalam kesempatan terpisah, politikus PDIP, Masinton Pasaribu, menerangkan, meningkatnya elektabilitas Puan Maharani dalam survei Indikator Politik selaras dengan hasil riset yang dipegang partainya.

"Pergerakan Mbak Puan dalam data yang kami miliki terus mengalami peningkatan," ucapnya kepada Alinea.id.

Sponsored

Menurut Masinton, adanya pergerakan positif tingkat keterpilihan Ketua DPP PDIP itu merupakan hal wajar. Sebab, data yang dipotret melalui sebuah riset adalah persepsi kemarin dan saat ini.

"Sedangkan tiap tokoh yang disurvei kemarin, pada saat ini dan juga esok hari selalu bergerak dan terus bergerak," imbuh dia. Katanya, persepsi publik tersebut dipengaruhi pergerakan para tokoh.

Meskipun demikian, Masinton berpendapat, kemampuan kepemimpinan (leadership) Puan Maharani belum banyak diketahui publik. "Misalnya, memiliki prinsip yang kuat dan kokoh dalam bersikap, berani dan tidak plintat-plintut, serta selalu membangun harmoni dengan mengedepankan aspek-aspek kebangsaan dan kebersamaan."

Selain itu, dia menilai, survei sebagai metode atau cara memotret persepsi publik bukan satu-satunya variabel dalam pengambilan keputusan. "Ada banyak variabel lainnya yang menjadi pertimbangan sebelum membuat keputusan," tutupnya.

Dalam survei Indikator Politik Indonesia, yang dipublikasikan hari ini, elektabilitas Puan naik 100% lebih menjadi 3,2% dalam simulasi 10 nama. Padahal, pada Juni lalu, tingkat keterpilihannya cuma 0,8%.

Hasil tersebut membuat posisi Puan di atas Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, yang elektabilitasnya 2,2%. Puan juga mengungguli Menteri BUMN, Erick Thohir, yang meraih 1,4%.

Elektabilitas Puan juga meningkat dalam skenario 19 nama. Angkanya bergerak menjadi 1,9% pada September 2022 dari 0,7% pada Juni lalu.

"AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) meningkat dan Mbak Puan juga naik trennya," ucap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya.

Meskipun demikian, Indikator Politik Indonesia mencatat, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan masih menjadi tiga nama dengan elektabilitas tertinggi. Masing-masing merah 30,2%, 22,5%, dan 18,2%.

Survei ini digelar pada 13-20 September 2022 dengan melibatkan 1.200 warga negara Indonesia (WNI), yang telah memiliki hak pilih, di 34 provinsi sebagai responden. Mereka berasal dari 1.220 sampel yang terpilih dengan metode multistage random sampling.

Para responden diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara terlatih. Lalu, dilakukan quality control secara acak kepada 20% dari total sampel atas hasil wawancara. Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Berita Lainnya
×
tekid