sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PDIP dinilai gengsi gabung KIB dan Gerindra-PKB

Ujang menilai, sangat kecil kemungkinan koalisi PDIP dengan Gerindra.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 15 Agst 2022 13:16 WIB
PDIP dinilai gengsi gabung KIB dan Gerindra-PKB

Pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, peluang partai politik membentuk koalisi masih terbuka lebar menjelang Pemilu 2024. Namun, Ujang menilai, PDI Perjuangan (PDIP) memiliki gengsi tersendiri untuk bisa bergabung dengan koalisi partai politik yang sudah ada, baik dengan koalisi Partai Gerindra-PKB maupun dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). 

"Ya semua serba mungkin tapi kalau dengan Gerindra kemungkinan kecil, karena PDIP punya gengsi sendiri," kata Ujang saat dihubungi Alinea.id, Senin (15/8).

Menurut Ujang, PDIP memiliki gengsi tersendiri untuk bergabung koalisi Gerindra-PKB dan KIB. Sebab, PDIP merupakan partai pemenang pemilu selama dua kali berturut-turut. Selain itu, partai berlambang banteng moncong putih itu merupakan satu-satunya parpol yang bisa mengusung calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

"Kelihatannya akan mengusung sendiri. Kalau berkoalisi, PDIP akan mendukung kadernya sebagai capres ataupun cawapres," ujar dia.

Selain itu, kata Ujang, kalaupun bergabung, PDIP justru tidak dapat mencalonkan kadernya sebagai capres ataupun cawapres. Diketahui, kotak Gerindra-PKB sudah final mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Sementara, KIB, meskipun belum final menentukan capres, namun Partai Golkar mati-matian mendukung Airlangga Hartarto sebagai capres.

"Kalau gabung dengan koalisi lain tidak dapat apa-apa. Tidak dapat capres, cawapres Juga kelihatannya sulit," ucap dia.

Sebelumnya, Ujang juga memprediksi terdapat empat poros partai politik di Pemilu 2024. Hal itu terlihat dari dua poros yang sudah terbentuk sejauh ini.

Diketahui, sejauh ini telah terbentuk dua poros yakni Gerindra-PKB dan Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN dan PPP).

Sponsored

Sementara, PDIP sebagai satu-satunya partai politik yang memiliki tiket ke Pilpres 2024 belum membentuk koalisi. Begitu pula Partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat, belum membentuk koalisi.

Menurut Ujang, PDIP kemungkinan besar membentuk poros tersendiri, sebab ia sudah mengantongi persyaratan 20% parlimantary threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden. Begitu pula Nasdem, PKS dan Demokrat akan membentuk koalisi tersendiri.

Ujang menyebut, sulit bagi PDIP untuk membentuk koalisi dengan PKS dan Demokrat. Sebaliknya, Nadsem, PKS, dan Demokrat harus membentuk koalisi lantaran ketiga parpol ini harus bersatu untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

Apalagi, dijelaskannya Ujang, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sudah menyatakan bahwa partainya sulit untuk bekerja sama dengan PKS dan Demokrat. 

Kala itu Hasto mengatakan, PDIP mengedepankan etika politik dan melihat faktor historis dalam upaya pembangunan koalisi. Hasto menyebut PDIP memiliki kedekatan historis dengan PAN, PKB, PPP Golkar, dan Gerindra.

"Oleh karena itu, keliatannya PDIP sendiri, Nadsem, Demokrat dan PKS sendirian. Karena Nadsem, Demokrat dan PKS harus bareng, karena jika salah satunya tidak maka tidak memenuhi persyaratan. Kalau ini terjadi, sangat bagus-bagus aja," kata dia.

Kendati demikian, Ujang berpendapat, semua bisa berubah ke depan lantaran politik itu dinamis. Menurutnya, kemungkinan peta koalisi berubah, sebab semua parpol bisa bergabung atau berpisah.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid