sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pelemparan bom molotov belum tentu terkait Munas Golkar

Internal Golkar terbelah menjelang musyawarah nasional, Desember mendatang.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Jumat, 23 Agst 2019 22:14 WIB
Pelemparan bom molotov belum tentu terkait Munas Golkar

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai peristiwa pelemparan bom molotov di kantor DPP Partai Golkar perlu diselidiki lebih lanjut. 

Menurut dia, peristiwa tersebut belum tentu beririsan dengan memanasnya suhu politik di Golkar jelang Musyarah Nasional (Munas) Golkar, Desember mendatang. 

"Jadi DPP Golkar tinggal lapor saja ke polisi. Toh, sekarang polisi memiliki alat yang bisa mengungkapkan hal-hal yang tidak bisa terlihat di permukaan, misalnya masalah terorisme. Apa pun itu bisa diungkap dalam waktu dekat," ujar Adi saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Jumat (23/8). 

Di permukaan, menurut Adi, Golkar tengah terpecah. Sebagian kader mendukung calon ketua umum petahana Airlangga Hartarto, sedangkan sisanya mendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet). Namun demikian, dinamika internal tidak serta merta bisa dikaitkan dengan kasus pelemparan bom molotov tersebut. 

"Kalau Golkar ingin serius untuk mengungkap dan kasus bom melotov dianggap sebagai ancaman serius, ya, ungkap sampai tuntas. Jangan terbawa emosi terlebih dahulu," tegas Adi.

Kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, dilempari bom molotov, Rabu (21/8). Menurut polisi, bom tersebut  dilemparkan oleh empat orang pelaku yang mengenakan masker. 

Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono mengecam aksi tersebut. Ia pun meminta kepolisian segera menemukan para pelaku aksi teror tersebut. 

"Jangan sampai kita biarkan politik kekerasan. Apalagi, ini hanya untuk memaksakan kehendak masuk ke dalam politik. Kita kan kemarin sudah disibukan dengan politik identitas yang kemudian bisa mengancam persatuan," ujar Agung. 

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid