sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penjelasan Sandiaga Uno disebut santri dan ulama

Hanya dalam waktu singkat, calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno disebut sebagai santri hingga menjadi ulama.

Sukirno Robi Ardianto
Sukirno | Robi Ardianto Jumat, 21 Sep 2018 07:25 WIB
Penjelasan Sandiaga Uno disebut santri dan ulama

Hanya dalam waktu singkat, calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno disebut sebagai santri hingga menjadi ulama.

Cawapres pendamping Prabowo Subianto itu meminta masyarakat jangan terombang-ambing terhadap definisi ulama yang dikaitkan dengan dirinya.

"Jadi sekali lagi saya minta masyarakat tak terombang-ambing terhadap definisi," kata Sandiaga di Jakarta Pusat, Kamis (20/9).

Terkait Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menyebut Sandiaga sebagai ulama, karena sebagai seseorang yang memiliki keahlian khusus.

"Tapi kalau ulama yang dimaksud pak Hidayat itu adalah orang yang memiliki keilmuan pengetahuan di bidang tertentu, mungkin saya punya pengetahuan di bidang tertentu," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Dia memiliki pengetahuan di bidang entrepreneurship di bidang ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Kalau ulama dalam pandangan Sandiaga itu mengajar di pesantren mengajar mengaji dia tidak termasuk.

"Jadi saya mengimbau masyarakat ingin menilai seperti apa, tapi inilah keseharian saya, saya enggak bisa menilai diri saya sendiri," kata Cawapres yand didukung partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.

"Tapi rekam jejak saya jelas, pernah di profesional, dan saya di PHK terus saya berwirausaha lalu saya masuk Gerindra dan saya di PHK lagi," katanya.  

Sponsored

Profil lengkap Sandiaga Uno dapat dibaca di sini (Sandiaga Uno, dari orang terkaya menjadi Cawapres Prabowo).

Berlebihan

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menegaskan penyematan status ulama kepada Sandiaga dinilai terlalu berlebihan.

Meskipun menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu arti ulama bisa diartikan orang yang berilmu pengetahuan secara luas. 

"Namun, dalam sosiologi masyarakat Indonesia, ulama lebih sering diasosiasikan kepada tokoh atau sosok yang ahli dalam ilmu agama dan perpengetahuan luas," jelasnya melalui pesan singkat kepada Alinea.id, Kamis (20/9). 

Lagi pula, kata dia, sebutan ulama itu datang dari masyarakat, bukan dari tokoh partai politik. Sebutan ulama yang berasal dari masyarakat karena mereka sering meminta pendapat dan nasihat terutama dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. 

"Bahaya jika demi kepentingan politik, sosok atau figur tententu diberi label ulama, padahal dia (Sandiaga) bukan ulama," katanya. 

Ujang menyebut, jika orang yang berwawasan dan berpengetahuan luas disebut ulama. Maka, bisa saja orang yang cerdas dan pintar diklaim sebagai ulama.

Untuk itu, dia melihat status yang diberikan oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid kepada Cawapres Sandiaga Uno merupakan hal yang terlalu dipaksakan. 

Bahkan, sambungnya, cenderung mengada-ada dan dicari pembenarannya. "Padahal Sandi adalah pebisnis," ungkapnya. 

Dia menambahkan, hal tersebut jelas dalam politik justru akan merugikan Sandi. Sebab, menurutnya, mantan Wagub DKI tersebut tidak diletakkan di tempat yang semestinya. 

"Dia (Sandi) seorang businessman, tapi dilabeli ulama," tuturnya. 

Dia menegaskan, bagi masyarakat yang cerdas atau dari kalangan kelas menengah, sebutan ulama kepada Sandi hanya akan menuai respons negatif. (Ant).

Berita Lainnya
×
tekid