sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PKS geram tenaga medis dituding cari untung saat pandemi

Pemerintah diminta bertindak cepat menginvestigasi masalah ini.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Selasa, 09 Jun 2020 14:19 WIB
PKS geram tenaga medis dituding cari untung saat pandemi

Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR, Sukamta, mengkritik tudingan tenaga medis mencari keuntungan di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19) yang disebarkan melalui media sosial. Baginya, isu itu fitnah dan hoaks.

"Hentikan penyebaran hoaks dan fitnah kepada para tenaga medis. Tindakan penyebaran hoaks melanggar UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transkasi Elektronik)," katanya lewat keterangannya, Selasa (9/6).

Menurut Sukamta, pemerintah harus segera menginvestigasi pemilik akun penyebar informasi tersebut. Pasalnya, sudah ada laporan dari tenaga medis kepada aparat kepolisian.

Pemerintah, tambahnya, wajib bertindak cepat sesuai UU ITE sebagaimana tindakan yang diambil saat menjadi korban hoaks.

"Kita harusnya justru bersimpati kepada para tenaga kesehatan, para dokter, dan perawat yang sudah bekerja keras di garda terdepan melawan pandemi ini," jelas Anggota Komisi I DPR itu.

Dikatakan Sukamta, sejatinya tenaga medis adalah kelompok yang rela bertugas dan mendedikasikan diri sesuai sumpah profesi dan kode etik. Juga mempertaruhkan nyawa dengan berada di garda terdepan di tengah pandemi. Karenanya, sudah selayaknya didukung, bukan disudutkan dengan tuduhan tak berdasar.

Sebenarnya, ungkapnya, bukan kali ini saja hoaks terjadi. Diakuinya, kasus kabar bohong meningkat saat pandemi. Itu menunjukkan tingkat literasi digital masyarakat belum optimal.

Atas dasar itu, bagi Sukamta, kasus ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) penting bagi pemerintah ke depan, sehingga memberikan edukasi literasi digital, termasuk memberi pemahaman soal hukum siber kepada masyarakat luas.

Sponsored

Dirinya pun berharap, masyarakat bersikap bijak dalam masa pandemi. Jangan membuat keruh suasana yang sudah sulit menjadi lebih kacau.

"Pemerintah juga harus bisa menciptakan suasana kondusif, baik di masyarakat maupun khususnya di kalangan tenaga kesehatan, agar didukung secara penuh, sehingga mereka bisa tetap bertugas secara maksimal. Sebab, jika mereka ini berhenti bekerja sehari saja, betapa sulitnya masyarakat dan pemerintah nantinya," papar Sukamta.

Pada 25 Mei 2020, akun Facebook Ais Umi Mizaz Terapy menulis, Covid-19 hanyalah flu biasa dan hasil rekayasa untuk mencari keuntungan. Kilahnya, penyembuhannya tidak jauh berbeda dengan influenza.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melabeli tulisan tersebut sebagai disinformasi. Salah satu dasarnya sesuai Stanford Children's Health, di mana SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah coronavirus baru yang belum diidentifikasi sebelumnya dan tidak sama dengan coronavirus yang menyebabkan penyakit ringan, seperti flu biasa.

Berita Lainnya
×
tekid