sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polemik pernyataan Menag, Dasco: Jaga suasana agar rakyat tak bingung

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco menilai, secara historis nomenklatur Kementerian Agama untuk semua agama.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 25 Okt 2021 13:41 WIB
Polemik pernyataan Menag, Dasco: Jaga suasana agar rakyat tak bingung

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, secara historis nomenklatur Kementerian Agama (Kemenag) dibuat untuk semua jenis agama yang ada dan diakui negara. Ini disampaikan Dasco menanggapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama sebagai hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU).

"Nomenklatur Kemenag untuk semua agama. Jadi selesai di situ," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).

Dasco tak mau mencari kambing hitam atau menyalahkan siapa yang bersalah dalam komentar Menag Yaqut itu. Apakah bicara di internal atau terbuka. Namun, Ketua Harian Partai Gerindra ini mengimbau agar semua kementerian, tak hanya Kemenag, agar menjalankan tupoksinya masing-masing.

"Mari kita menjaga supaya semua teguh dan sejuk, jaga suasana agar rakyat kita tidak bingung dan imunnya menjadi turun," tandasnya.

Diketahui, dalam webinar yang digelar RMI-PBNU, Yaqut bercerita tentang adanya staf Kemenag yang menyebut bahwa Kementerian Agama dibentuk sebagai hadiah untuk umat Islam. Menag Yaqut kemudian menolak anggapan itu.

Baginya, Kemenag merupakan hadiah bagi NU. "Saya bantah. Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum. Tapi spesifik untuk NU. Saya rasa wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag karena hadiahnya untuk NU," tegas Menag Yaqut.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai pernyataan Yaqut tidak tepat dan cenderung diskriminatif.

"Nah, mestinya Yaqut mengevaluasi diri. Jangan buat pernyataan yang kontroversi dan blunder buat dirinya dan Kemenag," kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Senin (25/10) siang.

Sponsored

Dia menyarankan mantan Ketua Umum GP Ansor itu agar memperbaiki kementerian yang dipimpinnya. Bukan dengan arogansinya yang mewajarkan jika NU memanfaatkan Kemenag.

Kemenag, jelas Ujang, juga menjadi salah satu kementerian yang menjadi sarang korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebelumnya mengusut kasus suap jual beli jabatan di lingkungan Kemenag pada 2018,  yang akhirnya menjebloskan eks Ketua Umum PPP Romahurmuziy ke jeruji besi.

"Pernyataan Yaqut 'Wajar NU manfaatkan Kemenag,' itu bentuk kesombongan diri yang perlu dikoreksi dan dievaluasi," tegasnya.

"Perbaiki saja kinerja Kemenag dengan bagus. Karena di Kemenag menjadi salah satu Kementerian yang banyak korupsinya," pungkas Ujang.

Berita Lainnya
×
tekid