sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sinyal 2024 di balik kembali mesranya NasDem dan Anies 

Ada gelagat NasDem tengah menyiapkan Anies Baswedan sebagai figur yang bakal diusung di Pilpres 2024.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Selasa, 05 Nov 2019 21:36 WIB
Sinyal 2024 di balik kembali mesranya NasDem dan Anies 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipastikan bakal hadir dalam Kongres NasDem di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 8-11 November mendatang. Tak hanya sebagai tamu undangan, Anies bahkan disiapkan untuk membuka hajatan politik partai besutan Surya Paloh itu. 

Menurut pakar komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Anang Sudjoko, sulit untuk dimungkiri kehadiran Anies di Kongres NasDem bernuansa politis. NasDem, kata Anang, tampaknya ingin menjadikan Anies sebagai senjata untuk memperingatkan parpol koalisi, khususnya PDI-Perjuangan. 

"Ini bisa menjadi warning bagi PDI-P atau parpol pendukung Jokowi bahwa Partai NasDem sudah memiliki jagoan. Meski hal ini masih terlalu dini untuk memastikan bahwa Partai NasDem akan mencalonkan Anies sebagai capresnya mendatang," ujar Anang saat dihubungi Alinea.id, Selasa (5/11). 

Menurut Anang, pamer kemesraan antara NasDem dan Anies merupakan gertakan untuk menunjukkan eksistensi NasDem sebagai partai besar di koalisi yang suaranya harus didengar. "Tidak kalah dengan PDI-P, meski keadaan ini kemudian bisa saja berubah kembali," ujar dia. 

Ini bukan kali pertama NasDem menunjukkan keakraban dengan Anies. Akhir Juli lalu, Ketua Umum NasDem Surya Paloh sempat mengundang Anies untuk makan siang di markas NasDem di Gondangdia, Jakarta Pusat.

Pada saat yang hampir bersamaan, Ketua Umum PDI-P sedang menjamu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di kawasan Teuku Umar. Saat itu, NasDem masih vokal menolak wacana masuknya Gerindra ke koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf atau Koalisi Indonesia Kerja. 

Senada, pengamat politik Ahmad Atang menyebut, ada gelagat NasDem sedang menyiapkan Anies untuk Pilpres 2024. Apalagi, sebelumnya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menggelar safari politik ke DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

"Menurut saya, Surya Paloh tahu bahwa pada Pilpres 2024 kelompok nasionalis tidak punya kader. Maka, NasDem membangun koalisi dengan partai Islam yang mempunyai kader Anies Baswedan," kata Ahmad seperti dikutip Antara, Selasa (5/10).

Sponsored

PKS adalah salah satu partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 yang tetap memilih berada di luar pemerintahan. Di Pilgub DKI Jakarta pada 2017, PKS berkoalisi dengan Gerindra mengusung pasangan Anies-Sandi. 

Di Pilgub DKI, NasDem berkoalisi dengan PDI-P mengusung Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot). Ketika itu,  politikus NasDem berulangkali menyebut kekalahan Ahok-Djarot tak lepas dari dipakainya politik identitas sebagai senjata oleh kubu Anies-Sandi.

Menurut Ahmad, dengan Anies sebagai figur yang diusung, NasDem bisa sewaktu-waktu membangun poros baru seandainya PDI-P dan Gerindra memutuskan berkoalisi di Pemilu 2024. 

"NasDem akan memperlebar sayap politik dengan merangkul partai lain bergabung dan meninggalkan PDI-P dan Gerindra. Paling tidak, selain PKS, masih ada PAN dan Demokrat yang kemungkinan besar menjadi gerbong NasDem selanjutnya," katanya.

Terpisah, Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan, tak ada yang spesial dari peran Anies sebagai pembuka kongres. Menurut dia, NasDem hanya sekadar meminta izin ke Anies sebagai penguasa Ibu Kota. 

"Kongres dilaksanakan di DKI (Jakarta). Sebagai tuan rumah, tentu kami wajib menghargai beliau (Anies) sebagai pemilik wilayah," ujar Irma kepada Alinea.id.

Selain Anies, menurut Irma, NasDem juga bakal mengundang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Keduanya diundang lantaran ikut mendeklarasikan NasDem sebagai organisasi masyarakat sebelum akhirnya berganti jubah menjadi parpol. 

Karena itu, Irma membantah jika kehadiran Anies merupakan manuver Partai NasDem untuk mempersiapkan Pemilu 2024. Apalagi, NasDem hanya akan membahas revisi anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) dan pandangan umum dewan pimpinan wilayah (DPW) dalam kongres tersebut. 

"Ulang tahun, baru undang Presiden dan lain-lain. Kalau kongres belum pernah kan? Karena ini kongres pertama setelah Partai NasDem masuk ke Senayan dan kongres kedua selama Partai NasDem berdiri. Pak Jokowi tetap Presidenku, NasDem partaiku. Itu clear dan tegas," ujarnya. 
 

Berita Lainnya
×
tekid