sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tiga permintaan Jokowi selama masa kampanye Pilpres 2019

Jika narasi yang dibangun dalam berkampanye adalah hoaks dan fitnah hanya akan menginvestasikan sesuatu yang buruk bagi persatuan bangsa

Robi Ardianto
Robi Ardianto Senin, 15 Okt 2018 22:34 WIB
Tiga permintaan Jokowi selama masa kampanye Pilpres 2019

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengungkapkan sejumlah pesan permintaan yang disampaikan Jokowi dalam menjalani pesta demokrasi atau Pemilihan Umum 2019. Jokowi ingin para politisi agar selalu menampilkan hal yang baik dan positif bagi demokrasi di Indonesia. Dengan begitu, bisa memberikan energi persatuan dan kesatuan bagi bangsa. 

Menurut Abdul, ada 3 hal yang perlu digarisbawahi yang disampaikan oleh Presiden Jokowi. Pertama, jangan sampai Pilpres 2019 menginvestasikan dendam antar kelompok-kelompok, komunitas, atau orang-orang di Indonesia hanya karena narasi atau pernyataannya yang berbahaya karena kurang tepat memilih kata. 

“Sebab, hal itu akan berbahaya bagi stabilitas dan persatuan bangsa. Sebab, jika narasi yang dibangun dalam berkampanye hanyalah hoaks, fitnah, hanya akan menginvestasikan sesuatu yang buruk. Terutama, bagi persatuan dan kesatuan di Indonesia,” kata Abdul Kadir Karding di Jakarta pada Senin, (15/10). 

Kemudian pesan kedua, kata Karding, dalam berkampanye jangan sampai ada yang merusak fondasi ekonomi di Indonesia. Apalagi, di tengah kesulitan ekonomi global yang dihadapi oleh seluruh bangsa, termasuk Indonesia, saat ini. Karena itu, ini menjadi tanggung jawab bersama untuk merumuskan kerja atau hal-hal guna memperkuat ekonomi di masyarakat.

“Jangan sampai karena kampanye ini, pasar tidak percaya kepada kita (Indonesia), lembaga-lembaga negara, lembaga keuangan tidak dipercaya.  Akhirnya (berakibat) 'distrust' (sehingga) merugikan bagi ekonomi kita," ujarnya. 

Kemudian terakhir, Jokowi menginginkan kampanye di Indonesia berbasis pada budi pekerti yang baik. Sopan santun, saling menghargai, dan toleransi merupakan tradisi dan ciri khas masyarakat Indonesia. 

"Kalau terus menerus (para politisi) memproduksi kampanye dengan cara-cara black campaign atau negative campaign maka akan merusak tradisi masyarakat Indonesia. Meskipun diperkenankan, tidak boleh menjadi hal yang utama dalam berkampanye,” tuturnya.

Dia pun, menjelaskan apa yang disampaikan Jokowi pada pidatonya di IMF dan Word Bank, tidak hanya untuk negara-negara yang sedang memanas hubungannya. Tetapi, juga untuk seluruh masyarakat di Indonesia. 

Sponsored

"(Para politisi) diharapkan selalu bergandeng tangan, bergotong royong, berkaloborasi, bekerjasama untuk menyejukkan bangsa kita. Guna menuju Indonesia yang lebih maju," ujarnya. 

Berita Lainnya
×
tekid