sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tugas berat Suharso Monoarfa usai gantikan Romahurmuzy

Badai kembali melanda Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Setelah Pemilu 2014, Suryadharma Ali terciduk, kini Romahurmuzy juga dicokok KPK.

Armidis
Armidis Kamis, 21 Mar 2019 02:26 WIB
Tugas berat Suharso Monoarfa usai gantikan Romahurmuzy

Badai kembali melanda Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Setelah Pemilu 2014, Suryadharma Ali terciduk, kini Romahurmuzy juga dicokok KPK.

Fungsionaris partai berlambang kakbah itu langsung bergerak dengan mengukuhkan pelaksana tugas Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP menggantikan Romahurmuzy. Pengukuhan dilakukan melalui Forum Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas).

Plt. Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menegaskan, PPP bukan partai yang tersentral pada satu sosok tertentu. Sebagai organisasi politik modern, Suharso menilai PPP punya mekanisme yang baik untuk menyelesaikan masalah-masalah internal partai. Itu bukti kedewasaan PPP sebagai partai yang punya sejarah panjang.

"PPP itu partai modern. Partai yang memiliki semua instrumen sebagai sebuah organisasi politik yang dengan cepat dan sigap menyelesaikan dinamika politik," kata Suharso di Hotel Seruni, Cisarua, Jawa Barat, Rabu (20/3).

Suharso juga mengimbau semua elemen partai untuk berpadu menghadapi pemilu yang akan digelar kurang dari 30 hari lagi. Imbauan itu juga ditujukan pada PPP kubu Djan Faridz yang kerap menyatakan sebagai partai PPP versi Muktamar Jakarta.

Dia mengaku sudah bertemu dengan Djan Faridz. Suharso mengklaim, Djan Faridz mendukung PPP pimpinannya, setidaknya dalam upaya memenangkan PPP agar lolos dalam ambang batas suara parlemen (parliamentary threshold/PT) yang dipatok 4%.

Suharso menyebut, PPP secara formal hanya ada satu, yakni PPP hasil Muktamar Pondok Gede tahun 2016. Oleh karena itu, dia mengajak pihak Djan Faridz untuk kembali ke PPP.

"Saya mengajak pada mereka semua untuk kembali ke rumahnya. Saya juga sudah berbincang-bincang bertemu (Djan Faridz) diajak makan malam dengan senang hati," kata dia.

Sponsored

Monoarfa dalam sambutannya mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami PPP. Dia mengajak semua kader untuk bangkit menuju pemilu pada April mendatang.

Suharso menjelaskan, kondisi PPP seperti kehilangan militansi kadernya. Padahal menurut dia, PPP punya sejarah panjang dalam panggung politik nasional.

"Saya yakin dengan kader yang luar biasa kita harus bangkit. Saya mau benar-benar bangkit, militan kita hilang, lari. Militan hanya muncul kalau pemimpinnya juga militan," urainya.

Lebih jauh, dia mengingatkan agar kader tidak larut dalam kesedihan terhadap kasus yang menimpa PPP. Suharso mengaku bersedia menerima tawaran untuk menjadi Plt Ketua Umum PPP karena melihat kekuatan kader yang luar biasa.

"Saya tidak mau tenggalam dalam kesedihan. Ketika diberi mandat ini, tidak boleh lari. Kenapa? Karena saya punya saudara, punya kader terbaik, punya orang yang sayang," kata Suharso. 

Minim resistensi

Sementara itu, seluruh Dewan Pimpinan Wilayah PPP sepakat mengukuhkan Suharso Monoarfa sebagai Plt. Ketua Umum PPP.

Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi menerangkan, tidak ada resistensi terhadap pengukuhan Suharso. Semua DPW saat diberikan waktu memberikan pandangannya menyatakan sepakat dengan hasil rapat pengurus harian.

"Dinamikanya tadi semua DPW diwakilkan satu untuk menyampaikan pandangannya. Itu diwakili oleh DPW Banten," kata Arwani pada kesempatan yang sama.

Arewani menambahkan, kekhawatiran terkait kewenangan Plt Ketua Umum terkait administrasi partai politik tidak jadi masalah.

Menurut dia, kewenangan antara Plt dan Ketua umum tetap sama sehingga tidak akan memengaruhi proses administrasi PPP saat pemilu ke depan.

Selain itu, Arwani menambahkan bahwa keputusan Mukernas akan melanjutkan hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) III sukses pemilu 2019 yakni memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Meneguhkan juga sukses pemilu 2019 termasuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Arwani.

Suharso Monoarfa dikukuhkan melalui forum Mukernas yang dipimpin oleh Arwani Thomafi, Reni Marlinawati, Amir Uskara. 

Berita Lainnya
×
tekid