Sebelumnya perusahaan negara yang sudah membentuk subholding adalah Pertamina yang memiliki enam subholding.
Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir berencana membangun subholding PLN secara bertahap. Pembangunan subholding rencananya dimulai tahun ini dan rampung pada 2025 mendatang.
"Kita akan tuntaskan ini di tahun ini, enam bulan sebelum akhir tahun ada virtual calling. Full transisi kita harap 2025 kalau bisa lebih cepat 2024, tergantung kondisi," kata Erick Thohir dalam konferensi pers, Rabu (19/1).
Namun demikian, Erick belum memerinci berapa subholding yang akan dibentuk PLN dan bakal mengurusi apa saja. Erick sempat menyinggung adanya subholding yang mengurusi subholding ritel yang mengurusi konsumen listrik dan subholding power yang fokus pada pembangkit listrik. Sebelumnya perusahaan negara yang sudah membentuk subholding adalah Pertamina yang memiliki enam subholding.
Erick menambahkan pembentukan subholding ini juga melihat model perusahaan serupa yang dijalankan di berbagai negara. Sistem tersebut dianut Italia, Prancis, dan negara tetangga Malaysia. Menurutnya pembangunan subholding akan membantu mempercepat proses transformasi yang tengah dilakukan oleh perseroan. PLN juga ingin memastikan seluruh pelayanan kelistrikan berjalan dengan optimal. Di samping dari segi pelayanan, PLN juga memiliki misi untuk menyediakan pembangkit listrik energi terbarukan sehingga pada 2060 bisa dicapai nol emisi.
Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury menambahkan, transformasi di tubuh PLN merupakan tindak lanjut optimalisasi bisnis dan kinerja yang transparan di PLN. Dengan begitu diharapkan pengembangan pembangkit PLN bisa berjalan dengan baik, apalagi elektrifikasi nasional sudah mencapai 99%.