Upaya penyelamatan BUMN yang terimbas Covid-19

Mulai dari restrukturisasi hutang dan memangkas belanja modal dan operasional.

Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) menyerahkan piagam penghargaan kepada Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya Novyan Bakrie (kedua kanan) di Kantor Kementerian BUMN. Antara Foto/Humas BNBR

Pandemi Covid-19 telah memukul sejumlah usaha dan bisnis secara merata, tidak terkecuali Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menteri BUMN Erick Thohir mengakui 90% perusahaan BUMN terkena dampak pandemi Covid-19.

Dalam forum diskusi online IDM pada Rabu (20/5) Menteri BUMN Erick menyebut sektor BUMN yang bisnisnya baik-baik saja adalah sektor telekomunikasi, kesehatan dan kelapa sawit.

Sebagai informasi, BUMN telekomunikasi adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.  Sedangkan BUMN yang bergerak di sektor kesehatan adalah PT Bio Farma dan PT Kimia Farma Tbk. Lalu BUMN kelapa sawit yang terdiri dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) tergabung dalam holding PTPTN III (Persero).

Nah, dalam upaya menekan dampak bisnis yang terjadi karena pandemi Covid-19, Kementerian BUMN telah mempersiapkan sejumlah strategi dengan cara: konsolidasi, merger dan rasionalisasi. 

Atas strategi tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo sejalan dengan keluarnya Keputusan Presiden 81/2019 tentang Kementerian BUMN. Menurut Erick, Kepres tersebut bisa menjadi percepatan untuk menjalankan restrukturisasi tersebut.