Afrika Utara pasar potensial produk pangan olahan Indonesia

Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor pangan olahan di pasar global.

Gerai Food Station pada suatu pameran, Juni 2018. Google Maps/Areif Prasetyo Adi

Berbagai upaya dikerahkan Kementerian Perdagangan untuk menggenjot salah satu komoditas ekspor utama, yaitu produk makanan dan minuman, di tengah pandemi Covid-19.

“Kawasan Afrika Utara, khususnya Mesir, merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk pangan
olahan dari Indonesia,” jelas  Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/7).

Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor pangan olahan di pasar global. Apalagi saat
ini, peluang makanan olahan menjadi alternatif pilihan yang dicari masyarakat karena dapat disimpan lebih lama dibandingkan pangan segar. Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih masak di rumah dan menyukai produk-produk yang bernutrisi, memenuhi keamanan pangan dan terjaga higienitasnya.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap perdagangan global, antara lain terjadinya perubahan pola perdagangan global, peningkatan biaya logistik, kerja sama perdagangan tidak berjalan
efektif, dan adanya ancaman resesi ekonomi global.

Sedangkan dampaknya bagi perdagangan nasional, yaitu meningkatkan potensi inflasi barang pokok
dan penting akibat terganggunya logistik dan distribusi, terhambatnya aktivitas perdagangan antarpulau, terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat, serta melemahnya daya beli masyarakat.