Airlangga ingatkan potensi penurunan pertumbuhan ekonomi dan ekspor

Perdagangan diprediksi tumbuh sekitar 1% tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam konferensi pers hasil rapat terbatas dengan Presiden, Rabu (11/1). (tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia masuk ke dalam kelompok negara yang memiliki resiliensi terhadap kondisi ketidakpastian global saat ini. 

Diketahui, Indonesia menjadi negara yang tidak bergantung terlalu besar pada ekspor atau kontribusi ekspor terhadap ekonomi negara. Andil ekspor pada ekonomi negara sendiri kurang dari 50%, sehingga berpotensi menjadi negara bertahan walaupun proyeksi pertumbuhan ekonomi secara global menurun.

Negara-negara yang berpotensi resilien dengan kondisi ekonomi 2023, menurut Airlangga, yaitu Jepang dengan kontribusi ekspor hanya 47%, Indonesia 45%, Brasil 40%, Cina 39%, dan Amerika Serikat (AS) 28%.

“Negara-negara ini memiliki domestic market yang kuat,” kata Airangga dalam konferensi pers hasil rapat terbatas dengan Presiden, Rabu (11/1).

Meski demikian, ia mengingatkan akan terjadinya tren penurunan pada nilai-nlai komoditas. Airlangga menyampaikan, untuk outlook di 2023, gas alam akan bernilai sekitar US$6 per million british thermal unit (MMBTU), minyak brent sekitar US$80,44 per MMBTU, batu bara sekitar US$305,15 MMBTU, nikel sekitar US$31.431 per ton, CPO sekitar MYR4.135 per ton, dan gandum sekitar per US$791 per gantang (bushel).