Analis sebut pasar obligasi korporasi akan tumbuh lebih baik

Investasi pada obligasi korporasi akan menghasilkan kinerja yang menarik seiring potensi penurunan suku bunga ke depannya.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Fixed Income Analyst PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Doni Kuswantoro melihat, potensi pasar obligasi korporasi Indonesia akan tumbuh lebih baik menjelang puncak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

"Setelah puncak suku bunga tercapai, suku bunga komersial termasuk imbal hasil obligasi negara Indonesia diperkirakan akan menurun sehingga dapat mendorong penerbitan obligasi korporasi," kata dia dalam keterangannya, Selasa (28/3).

Kebutuhan untuk ekspansi dan refinancing di tengah terkendalinya tingkat inflasi dan membaiknya daya beli masyarakat, diyakininya akan menarik minat perusahaan menerbitkan obligasi. Apabila hal ini terealisasi, dia yakin investasi pada obligasi korporasi akan menghasilkan kinerja yang menarik. Seiring potensi penurunan suku bunga ke depannya.

Tingkat imbal hasil obligasi korporasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Surat Utang Negara membuatnya menjadi salah satu alternatif investasi pada kelas aset obligasi. Namun risiko kredit dan risiko likuiditasnya yang juga relatif lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah tetap harus dicermati.

"Untuk itu, prospek industri/sektor dan kualitas kredit yang direpresentasikan dengan peringkat kredit (credit rating), menjadi pertimbangan awal dalam memilih obligasi korporasi guna memitigasi risiko kredit dari suatu penerbit obligasi. Untuk meminimalisasi risiko likuiditas, investor dapat memilih penerbit obligasi yang cukup aktif di pasar surat utang (frequent issuer). Sebagai gambaran, berdasarkan data Pefindo, obligasi korporasi dengan peringkat AAA masih mendominasi lebih dari 40% outstanding pasar obligasi korporasi Indonesia," papar dia.