Apa dampak penaikkan harga BBM bersubsidi?

Pemerintah membatalkan rencana penaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium menjadi Rp7.000 per liter. Dampaknya?

Impor minyak mentah pada periode Agustus tercatat masih US$1,04 miliar, sedangkan ekspornya hanya US$564,5 juta. Dengan kata lain, terdapat defisit neraca perdagangan minyak mentah sebesar US$478 juta. / Facebook

Pemerintah membatalkan rencana penaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium menjadi Rp7.000 per liter. Lantas apa dampaknya jika pemerintah benar-benar melakukan penyesuaian harga bensin?

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menjelaskan, tidak ada salahnya untuk menaikkan harga BBM premium. Justru, jika pemerintah benar menaikkan harga BBM, akan berdampak signifikan kepada ekonomi secara luas di Indonesia. 

"Bisa jadi sentimen positif terhadap rupiah. Drastis bisa memengaruhi sektor riil. Kalau penaikkan terjadi secara gradual, pebisnis bisa melakukan penyesuaian. Yang jelas harus ada evaluasi," jelas David saat dihubungi Alinea.id, Rabu (10/10). 

Sementara itu, Menurut dia, dampak terhadap inflasi pada akhir 2018 bisa mencapai 3,5%-4%. Penaikkan harga BBM juga bisa membuat defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit) menipis. 

Untuk diketahui, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan CAD akan berada di angka 2,9% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini.