Asbisindo: Bank syariah harus dorong pemulihan ekonomi nasional

Di tengah pandemi Covid-19, bank yang menerapkan sistem syariah masih menunjukan kinerja keuangan yang baik.

Dari ki-ka: Direktur Eksekutif Asbisindo, Herbudhi S. Tomo; Ketua 2 Asbisindo, Abdullah Firman Wibowo; Ketua Umum Asbisindo, Hery Gunardi; dan Sekjen Asbisindo, Herwin Bustaman saat menyaksikan sambutan Wakil Presiden RI, Kyai Ma'ruf Amin dalam Acara Halal Bi Halal Asbisindo 1442 H di The Tower, Jakarta (28/5/2021). Foto humas BSI

Asbisindo yang merupakan perkumpulan bank syariah Indonesia menyatakan sebagai salah satu instrumen ekonomi di Tanah Air, perbankan syariah harus berperan dan berkontribusi lebih besar, untuk membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional yang sempat terkontraksi akibat dampak pandemi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi dalam acara halal bihalal dengan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Maruf Amin, yang dilaksanakan secara daring di Jakarta, Jumat (28/5).

“Bank-bank syariah sebagai salah satu instrumen ekonomi harus berperan, mampu berkontribusi lebih besar dalam mendukung Pemerintah yang tengah berjuang memulihkan perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19,” ujar Hery.

Optimisme Hery bukan tanpa alasan. Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, bank yang menerapkan sistem syariah masih menunjukan kinerja keuangan yang baik. Kontribusi aset perbankan syariah di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional menunjukan kenaikan 13,11% per tahun, kontribusi pembiayaan naik 8% dan kontribusi dana pihak ketiga (DPK) naik 11%. Hal ini menunjukkan bahwa literasi dan inklusi perbankan syariah semakin membaik.

Dalam laporannya kepada Wakil Presiden, Hery pun menjelaskan bahwa perkembangan bank syariah di Indonesia telah menjadi perhatian dunia. Hal ini ditunjukkan dari penilaian majalah Forbes pada Mei 2021. Ada tiga bank syariah di Indonesia yang menjadi World Best Banks 2021, yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk., BCA syariah dan Bank Muamalat Indonesia.