Atasi lonjakan harga, pemerintah impor 500.000 ton beras

Harga beras yang diimpor akan tetap dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp 9.450,00 per kilogram.

Petugas Bulog memeriksa stok beras medium di gudang beras Perum Bulog Lhokseumawe, Aceh, Rabu (17/5). ANTARA FOTO/Rahmad

Impor, menjadi salah satu jalan keluar pemerintah guna menekan harga beras yang terus melambung. Kementerian Perdagangan mengumumkan akan mengimpor 500.000 ton beras khusus dari berbagai negara seperti Vietnam dan Thailand. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita seperti diwartakan Antara mengatakan impor beras akan memperkuat stok sehingga mampu menekan harga beras di tingkat konsumen. Pasokan beras impor akan mulai masuk di akhir Januari sehingga dapat mengisi kekosongan hingga musim panen pada bulan Februari dan Maret mendatang.

Pemerintah mengklaim akan membeli beras kategori khusus itu dengan harga berapa pun, namun akan tetap dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp 9.450,00 per kilogram. "Harganya kami tidak peduli berapa tetapi saya jual harga medium," Enggar.

Dalam bincang bersama media di Kementerian Perdagangan, Enggar mengatakan impor tersebut tidak akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Impor beras dilakukan dan didistribusikan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang bermitra dengan perusahaan beras lain. Mekanisme distribusi beras ke pasaran juga akan dilakukan dengan memakai jaringan PPI.

"Tidak ada dana APBN. Itu pasti. PPI menjadi pintu sehingga kami bisa mengatur. Mereka bisa bermitra dengan pengusaha beras," kata Enggar.