Bahana TCW: Ekonomi pulih, investasi saham bakal terbang

Dengan suku bunga rendah, Bahana TCW memperkirakan saham-saham siklikal seperti saham properti dan otomotif berpotensi untuk menguat. 

Ilustrasi. Pixabay

Perekonomian dunia dan Indonesia yang telah menunjukkan pemulihan, tercatat belum bereaksi positif terhadap perbaikan di pasar saham.

Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menyebut, ada sejumlah faktor yang memperlambat aset investasi untuk menguat.

“Pemulihan ekonomi di AS telah memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi penghentian stimulus dari bank sentral AS, The Fed. Market teringat pada peristiwa taper tantrum di tahun 2013. Akan tetapi, kondisi saat ini berbeda dari tahun 2013 lalu,” kata Budi, dalam keterangan persnya, Senin (19/4).

Dia melanjutkan, pada 2013, bos The Fed, Ben Bernanke mengumumkan, The Fed akan mengurangi pembelian obligasi di masa tertentu. Hal ini diumumkan setelah ekonomi AS sempat pulih pascakrisis finansial 2008 yang memaksa The Fed untuk menggelontorkan stimulus dengan membeli surat utang (treasury bonds) hampir US$2 triliun.

Di pasar saham Indonesia, dana asing keluar sebesar US$6 miliar sejak 2013. Indonesia juga termasuk ke dalam The Fragile Five, bersama dengan India, Afrika Selatan, Brazil, dan Turki, akibat ketergantungan negara terhadap investasi asing dan tingginya defisit transaksi berjalan yang mencapai 3% terhadap PDB pada 2013. Akan tetapi, Bahana TCW melihat jika kondisi Indonesia saat ini jauh dari kerapuhan ekonomi di tahun 2013.