Bank Dunia: Reformasi perbankan Indonesia dinilai berhasil 

Bank Dunia menilai pencapaian delapan negara tersebut, merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Foto OJK/website OJK

Bank Dunia mendaulat delapan negara berhasil melakukan reformasi perbankan. Reformasi sektor keuangan tersebut dinilai berhasil membawa industri perbankan pada negara tersebut menunjukkan jaringan perbankan yang berkelanjutan. Dari delapan negara yang disebut Bank Dunia, Indonesia berada di dalamnya selain juga China, Kolombia, Mongolia, Nigeria dan Vietnam yang dinilai Bank Dunia sektor keuangannya telah masuk maju. 

Wakil Presiden Bank Dunia bidang legal, kepatuhan dan keberlanjutan, Ethiopis Tafara mengatakan, bahwa pencapaian delapan negara tersebut merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030. 

Tafara juga menilai bahwa negara-negara miskin sekalipun dapat bersaing dengan negara berkembang untuk menerapkan reformasi keuangan yang berkelanjutan. Ia juga memuji sejumlah pihak seperti: regulator, pembuat kebijakan, asosiasi perdagangan dan institusi pembangunan yang telah berkolaborasi untuk memajukan keuangan yang berkelanjutan.  

Menanggapi penilaian tersebut, Direktur Keuangan Berkelanjutan, Otoritas Keuangan Indonesia (OJK) Edi Setijawan mengatakan bahwa masuknya Indonesia sebagai salah satu negara dengan kondisi keuangan berkelanjutan menandaskan kesamaan roadmap keuangan berkelanjutan dari OJK. Roadmap yang mencakup 19 kegiatan jangka menengah dan panjang yang akan dilaksanakan antara tahun 2015 dan 2024. Salah satu poin berisi penyusunan rencana aksi keuangan berkelanjutan dan pelaporan keberlanjutan untuk bank terbesar. 

OJK juga telah menetapkan sejumlah inisiatif untuk mendukung penerapan lebih lanjut praktik berkelanjutan di seluruh sektor perbankan. Termasuk pembentukan Forum Keuangan Berkelanjutan dan Penghargaan Keuangan Berkelanjutan tahunan.