Bank Mandiri catat penurunan laba bersih 23,7% semester I-2020

Turunnya laba bersih tersebut akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Nasabah bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Foto Antara/M Risyal Hidayat/hp.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penurunan laba bersih 23,7% menjadi Rp10,3 triliun pada semester I-2020, dari Rp13,5 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, turunnya laba bersih tersebut akibat dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun demikian, Bank Mandiri masih membukukan pertumbuhan kredit 4,38% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp871,7 triliun.

Royke menjelaskan, laju penyaluran kredit produktif perseroan mencapai 4,23% yoy menjadi Rp585,3 triliun dibandingkan Juni 2019, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar Rp306,4 triliun dan kredit investasi sebesar Rp279,0 triliun. Sementara kredit konsumsi Bank Mandiri tumbuh 3,56% yoy menjadi Rp169,5 triliun.

"Saat ini salah satu fokus penyaluran kredit perseroan adalah membantu pelaku usaha yang terdampak Covid-19. Ini dilakukan untuk mengembalikan kapasitas produksi yang sempat menurun, akibat pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang diberlakukan di sebagian besar wilayah Indonesia," kata Royke, Rabu (19/8).

Royke mengatakan pihaknya terus memastikan strategi pertumbuhan yang konservatif, melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan analisis sektor yang cermat dalam penyaluran kredit. Dengan strategi tersebut, pencapaian rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) Bank Mandiri tercatat di level 3,28% pada semester I-2020.