Beradaptasi dengan new normal, BRI evaluasi jumlah dan peran kantor

Preferensi masyarakat juga sudah mulai bergeser dari transaksi konvensional beralih ke digital.

Seorang pensiunan PNS memperlihatkan kartu Automatic Teller Machine (ATM) milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang baru diterimanya oleh petugas bank di Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/4/2020). Foto Antara/Septianda Perdana/hp.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan mengevaluasi jumlah dan peran kantor BRI yang ada saat ini. Hal ini dilakukan untuk berdaptasi dengan kondisi kenormalan baru atau the new normal.

Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI A Solichin Lutfiyanto, mengatakan sebelum adanya pandemi, preferensi masyarakat juga sudah mulai bergeser dari transaksi konvensional beralih ke digital.

“Hal tersebut tercermin dari jumlah kantor BRI yang tahun ke tahun kian menyusut, dari 10.612 kantor di akhir 2015 menjadi 9.582 kantor pada akhir kuartal I-2020,” kata Solichin dalam keterangan resminya, Kamis (28/5).

Solichin melanjutkan strategi yang akan diambil perseroan untuk tetap dapat melayani masyarakat hingga ke pelosok akan beralih ke cara non-konvensional, yakni dengan pengembangan layanan digital yang terintegrasi.

Perseroan juga memastikan masyarakat kini semakin mudah dan nyaman bertransaksi di perbankan tanpa harus datang ke kantor BRI secara langsung. Saat ini, semua layanan perbankan BRI bisa diakses dengan mudah.