Berharap baja dan besi lokal jadi pilihan pelaku industri migas

Perlu komitmen bersama seluruh pelaku industri hulu migas nasional untuk menyerap produk lokal, sehingga berdampak pada pemasukan negara.

Ilustrasi industri baja. Foto: pixabay

Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) optimis pada 2019 kerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terkait penggunaan produk besi dan baja dalam negeri dapat mencapai target 100%.

“Dengan adanya penandatangangan nota kesepahaman (MoU) antara IISIA dan SKK Migas ini tentu arahnya 100% untuk penggunaan lokal selama spesifikasinya memang kita produksi,” kata Ketua Umum IISIA, Silmy Karim, di Jakarta Selatan, Jumat (9/11).

Silmy mengungkapkan, berdasarkan data pihaknya kapasitas terpasang industri besi dan baja nasional baru berada pada kisaran 4 juta ton atau 45% dari total kapasitas produksi, akan tetapi Silmy meyakinkan bahwa lembaganya telah secara konsisten mendorong produksi tambang mandiri secara utuh.

"Meski kita masih impor dari segi bijih besinya, namun kita masih tetap mengupayakan agar tambang kita bisa memiliki bahan baku secara menyeluruh dari dalam negeri," ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, Silmy berharap para pelaku bisnis di sektor hulu minyak dan gas dapat mulai memprioritaskan penggunaan produk besi dan baja buatan dalam negeri.