Faisal Basri: Jika ingin Bulog stabilisasi harga produk pertanian, beri modal!

Bulog tidak akan mampu melakukan stabilisasi harga dengan melakukan operasi pasar, karena cadangan beras komersil yang tak mencukupi.

Pekerja mengangkut karung berisi stok Rasta/Raskin (beras untuk warga prajahtera) di Gudang Bulog Serang, Banten, Kamis (8/11/2018).Foto Antara

Pemerintah berencana menambah stok cadangannya di Bulog hingga 1,5 juta ton dengan mengimpor 1 juta ton beras di tengah tahun ini. Impor tersebut disebut untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran.

Pemerintah mengakui beras yang masuk dalam kuota impor nantinya adalah beras premium yang permintaannya lebih tinggi belakangan ini, dibandingkan beras medium seiring dengan peningkatan kelas menengah.

Adapun, cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog hingga 11 Maret hanya tersisa 900.000 ton, dan sebanyak 23.000 ton untuk komersial.

Dengan kapasitas sebesar itu, menurut Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri, Bulog tidak akan mampu melakukan stabilisasi harga dengan melakukan operasi pasar, karena cadangan beras komersil yang tak mencukupi.

"Kemampuan Bulog untuk stabilisasi harga terbatas. Karena cadangan komersialnya cuma 23.000 ton. Cadangan yang banyak untuk CBP, yaitu 848.908 ton per 11 Maret. Jadi bagaimana mau stabilisasi pasar?" tanya dia dalam webinar Reformulasi Kebijakan Perberasan, Alinea Forum, Senin (22/3).