BI ramal kurs rupiah di bawah Rp15.000

Terdapat sinyal positif dari dalam dan luar negeri.

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Foto Antara/Nova Wahyudi/wsj.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis perdagangan nilai tukar rupiah pada Rabu (6/5), akan ditutup di bawah Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Keyakinan tersebut dikarenakan munculnya sinyal positif oleh berita-berita yang beredar. Pertama, katanya, mulai berlangsungnya kegiatan ekonomi di sejumlah wilayah di AS dan Eropa yang memicu penguatan rupiah di level Rp15.030.

Sinyal positif juga datang dari pernyataan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed), yang menyebutkan bahwa ekonomi AS akan membaik di semester II-2020, meskipun pada semester ini ekonomi negara itu akan mengalami kontraksi yang sangat dalam.

"Pernyataan-pernyataan itu membawa faktor positif. Harga minyak yang juga kemudian meningkat, itu adalah faktor-faktor positif," katanya dalam video conference, Rabu (6/5).

Penguatan rupiah juga didorong oleh beberapa faktor dalam negeri. Yakni, laju inflasi yang terjaga rendah di bawah 2,67%. Lalu, defisit transaksi berjalan yang semula diperkirakan 2,5% hingga 3% dari produk domestik bruto (PDB), saat ini diperkirakan di level 1,5% dari PDB pada kuartal pertama 2020.