BI ramal pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 4%

Kontraksi perekonomian dipicu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berbicara kepada awak media setelah inuagurasinya di Jakarta, 24 Mei 2018. Reuters/Willy Kurniawan.

Berbagai negara di dunia masih bergulat dengan pandemi Covid-19. Terbatasnya mobilitas orang menyebabkan berbagai sektor industri terganggu dan ancaman resesi perekonomian tak dapat dihindarkan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramalkan Indonesia sendiri akan mengalami kontraksi perekonomian yang dalam hingga minus 4% pada tahun ini. Utamanya dipicu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020.

"Indikator terkini menunjukkan penurunan kegiatan ekonomi di Indonesia terkontraksi pada kuartal II-2020. Perkiraan-perkiraan kami dengan berbagai data yang ada menunjukkan kontraksi ekonomi Indonesia berkisar 4%," katanya dalam video conference, Kamis (16/7).

Meski demikian, menurutnya, perekonomian Indonesia mulai membaik pada Juni seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah. Hal itu terlihat dari beberapa indikator dini permintaan domestik yang menunjukkan perkembangan positif seperti tercermin pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, dan ekspektasi konsumen.

Selain itu, kinerja ekspor Juni 2020 pada beberapa komoditas seperti besi dan baja juga membaik seiring peningkatan permintaan dari Tiongkok untuk proyek infrastruktur.