BI suntik likuiditas di pasar keuangan Rp583,5 triliun

Suntikan likuiditas dimulai dari Januari-April sebesar Rp415,8 triliun, sisanya pada periode Mei.

Ilustrasi. Foto: Pixabay

Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19, hingga Mei, Bank Indonesia (BI) telah melakukan injeksi likuiditas di pasar keuangan sebesar Rp583,5 triliun.

"Artinya BI terus melakukan pelonggaran likuiditas kepada perbankan agar bersama stimulus fiskal oleh Kementerian Keuangan dan restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video conference, Kamis (28/5).

Dia menjelaskan, koordinasi erat terus dilakukan oleh BI bersama dengan otoritas terkait untuk menstabilkan kondisi perekonomian. Injeksi likuiditas tersebut, ujarnya, diharapkan mampu menggerakkan roda sektor riil yang pampat akibat pandemi.

"Kebijakan ini yang terus kami koordinasikan erat. BI menyediakan likuiditas di pasar uang, karena bank sentral enggak bisa langsung menjangkau sektor riil, fungsi di sektor riil adalah stimulus kebijakan fiskal," ujarnya.

Dia merinci, suntikan likuiditas yang dilakukan oleh BI dimulai dari Januari-April sebesar Rp415,8 triliun, terdiri dari pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp166,2 triliun. Lalu, untuk term repo perbankan sebesar Rp160 triliun, FX Swap Rp36,6 triliun, dan penurunan giro wajib minimum (GWM) rupiah untuk Januari-April sebesar Rp53 triliun.