BI: Uang beredar pada September 2022 tumbuh jadi Rp7.962,7 T

"Pertumbuhan M2 didorong pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) 13,5% (yoy) dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 3,8% (yoy)."

Ilustrasi uang. Foto Antara/Wahyu Putro A.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada September 2022. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), posisi M2, yang terdiri dari uang beredar sempit (M1) ditambah uang kuasi dan surat berharga selain saham yang diterbitkan bank, mencapai Rp7.962,7 triliun atau tumbuh 9,1% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Pada Agustus lalu, pertumbuhan uang beredar mencapai 9,5% (yoy) atau Rp7.897,6 triliun.

"Pertumbuhan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 13,5% (yoy) dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 3,8% (yoy)," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, Senin (24/10).

Sebagai informasi, uang M1 terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral, termasuk uang elektronik dan tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Adapun uang kuasi terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan lainnya, baik rupiah maupun valas serta simpanan giro valas.

Disampaikan Erwin, M1 pada September 2022 mencapai Rp4.487,5 triliun atau naik dari Rp4.440,3 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian, pertumbuhannya hanya sebesar 13,5% (yoy), sedikit lebih lambat daripada Agustus 2022 sebesar 13,7% (yoy).

"Sementara itu, giro rupiah tercatat tumbuh 24% (yoy). Dana float uang elektronik pada September 2022 tercatat sebesar Rp9,6 triliun dengan pangsa sebesar 0,2% terhadap M1, tumbuh 17,3% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh sebesar 22,2% (yoy) pada Agustus 2022," terangnya.