BNI akui belum bisa mundur dari sektor nonhijau

Meski dukung transisi ekonomi hijau, BNI akui belum bisa mundur dari sektor nonhijau.

Petugas Bank Negara Indonesia (BNI) cabang Meulaboh memperlihatkan uang pecahan baru di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Selasa (5/5/2020). Foto Antara/Syifa Yulinnas/foc.

Komitmen PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk terhadap sektor keuangan hijau akan terus dilakukan dengan program transisi secara perlahan. Ini disampaikan oleh Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (27/9). 

Sektor keuangan atau ekonomi hijau, menurutnya, sudah sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang menargetkan nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada 2060.

“Untuk ekonomi hijau kami tidak bisa mundur. Tapi kami akan buat program transisi secara perlahan. Tapi kita juga tidak mau melangkah lebih cepat karena kalau terlalu cepat maka biayanya terlalu mahal,” ujar Royke dalam paparannya di RDP dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (27/9).

Menurut Royke, transisi tetap dilakukan walau secara perlahan agar perseroan memiliki pengalaman yang cukup ke depan. Ini selaras dengan tuntutan pemegang saham atau investor minoritas yang mendorong BNI untuk mengurangi pembiayaan di sektor nonhijau. Namun Royke mengatakan, tak akan sepenuhnya mengikuti kemauan investor minoritas tersebut, karena hingga saat ini perekonomian Indonesia masih banyak ditopang oleh sektor nonhijau.

“Ekonomi kita masih banyak di sektor nonhijau, kalau beberapa bank Himbara (Himpunan Bank Negara) mundur dari sektor nonhijau, tentu penerimaan negara akan drop. Jadi kita akan balancing supaya transisi ekonomi hijau kita jalankan secara bertahap,” tuturnya.