Bonus demografi hanya sekali, jangan sampai gagal!

Indonesia harus merawat generasi produktif sejak usia dini.

Ilustrasi Alinea.id/Bagus Priyo.

Sambil menerawang, Nureta (25) bercerita kepada Alinea.id, sembilan tahun lagi dia berharap sudah bisa membuka bisnis kafe bukunya sendiri. Itu adalah impiannya sejak Sekolah Menengah Atas (SMA).

Menurutnya, membuka sebuah bisnis, tidak hanya dapat memberikan pundi-pundi rupiah untuknya saja. Namun juga bisa membuka lapangan kerja dan menolong orang-orang yang membutuhkan pekerjaan.

“Buat ngewujudin itu, aku sudah mulai nabung sedikit-sedikit dari SMA, ya bukunya, ya uangnya. Aku juga nyari tambahan lewat investasi. Semoga aja, setelah sembilan tahunan nanti bisa buka (kafe buku),” ujar perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai ASN di Magelang itu, Selasa (9/3).

Sembilan tahun lagi, yakni 2030, pemerintah memprediksikan Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi. Menurut United Nations Population Fund, bonus demografi adalah kondisi ketika masyarakat berusia produktif lebih banyak daripada masyarakat berusia nonproduktif.