Bos BNI ungkap tiga tantangan pendanaan di kawasan ekonomi baru

Salah satu tantangan datang dari kelayakan atau feasibility proyek, terutama proyek di kawasan ekonomi baru.

Direktur Utama Bank Negara Indonesia, Royke Tumilaar dalam webinar 'Mengakselerasi Investasi di Kawasan Ekonomi Baru', Selasa (13/07/2021). Foto tangkapan layar.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar mengungkapkan, terdapat tiga tantangan dalam pembiayaan di kawasan ekonomi baru yang dihadapi perbankan nasional.

Tantangan pertama, adalah pandemi yang masih berlangsung. Pasalnya, permintaan di kawasan industri dan perputaran ekonomi di kawasan ekonomi baru tersebut masih lambat. 

Tantangan kedua, adalah terjadinya penundaan projek infrastruktur, sehingga berdampak pada meningkatnya non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan. Tantangan juga datang dari kondisi kelayakan atau feasbility proyek, terutama proyek di kawasan ekonomi baru. 

"Hal ini sering menjadi permasalahan, karena pada dasarnya pembangunan infrastruktur diharapkan menjadi stimulus pemicu pertumbuhan ekonomi," ucapnya, Selasa (13/7). 

Meski demikian, pihaknya berkomitmen mendukung investasi di kawasan ekonomi baru. Kehadiran ekonomi baru diharapkan menjadi pendorong bergeraknya perekonomian daerah, yang pada akhirnya menjadi sumber pemerataan ekonomi.