CIPS ragukan efektivitas stimulus pertanian-perikanan

"Pada saat ini, prioritas petani lebih kepada pemasaran hasil panen," kata peneliti CIPS, Aditya Alta.

Ilustrasi. Alinea.id/Dwi Setiawan

Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) menyarankan pemerintah memperhatian beberapa hal dalam memberikan insentif sektor pertanian dan perikanan. Pertama, waktu pelaksanaannya.

"Soal timing (pemilihan waktu), perlu dikaji lebih mendalam, apakah pemberian stimulus di tahun 2021 yang tinggal setengah tahun ini bisa berjalan efektif," ucap peneliti CIPS, Aditya Alta, saat dihubungi Alinea, Minggu (7/6).

Dia menyatakan demikian, musim tanam utama sudah berlalu dan petani baru akan kembali menanam jelang akhir tahun. Artinya, memberi stimulus pembiayaan pada saat ini berpotensi kurang optimal.

"Pada saat ini, prioritas petani lebih kepada pemasaran hasil panen," jelasnya.

Aditya mengakui, sektor pertanian tumbuh saat pandemi. Namun, karena beberapa hal. Pertama, pasokan (supply) impor berkurang saat China memberlakukan karantina wilayah (lockdown) pada 2020 sehingga produk pertanian domestik menjadi lebih menarik (appealing).