Bank Commonwealth rekomendasikan investasi di aset pendapatan tetap

Karena memiliki tingkat risiko yang lebih rendah, namun tetap berpotensi memberikan imbal hasil.

Ilustrasi Pixabay

Kondisi perekonomian global diprediksi masih terus menghadapi banyak tantangan menjelang 2023. Di tengah ancaman resesi global, Bank Commonwealth memberikan rekomendasi strategi investasi yang bisa memberikan imbal hasil maksimal, namun tetap aman.

Head of Research & Advisory Bank Commonwealth Thadly Chandra menyampaikan, kondisi ekonomi dunia pada 2023 akan dipengaruhi inflasi yang tinggi yang merupakan dampak kenaikan harga komoditas, pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral, hingga konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang masih terus berlanjut.

Meski demikian, ekonomi Indonesia diperkirakan masih tetap tumbuh di tahun depan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun depan tetap kuat di kisaran 4,5%-5,3% yang didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan outlook perekonomian global di 2023 yang diperkirakan berkisar 2,2%-2,7%.

“Di tengah ancaman resesi global, investasi di kelas aset pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah atau reksa dana pendapatan tetap lebih aman, karena memiliki tingkat risiko yang lebih rendah, namun tetap berpotensi memberikan imbal hasil,” jelas Thadly dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (16/12).

“Akan tetapi, koreksi pada kelas aset ekuitas juga bisa dijadikan peluang bagi investor untuk mengakumulasi secara bertahap dengan metode dollar cost averaging dengan pilihan investasi seperti reksa dana saham,” sambungnya.